"Memang kalau remaja-remaja ini kebetulan terpaksa hamil, saya kira sesudah mereka siap secara psikis, yang kedua dibutuhkan adalah kesiapan fisik," papar psikolog Dra Yayi Suryo Prabandari, M.Sc., Ph.D. dalam Seminar All About Kehamilan Remaja di Fakultas Kedokteran UGM, dan ditulis Rabu (14/5/2014).
Untuk mengatasi hal ini, Yayi menyarankan agar mereka diberikan informasi yang jelas tentang bagaimana menghadapi kehamilan. "Ada sebuah studi yang mengatakan tingkat kecemasan remaja yang hamil ini lebih besar daripada wanita yang sudah siap (punya anak)," tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbicara dalam kesempatan yang sama, dr Mei Neni Sitaresmi, Ph.D., SpA(K) mengatakan remaja yang kadung hamil tidak lantas disalahkan.
"Kalau terlanjur hamil ya jangan dimarahi karena dia (remaja hamil) sendiri bingung. Harusnya didukung, psikososial dan finansial. Kemudian setelah lahir kita dukung perawatan bayinya. Kemudian yang penting remaja itu harus tetap sekolah setelah melahirkan, meskipun selama ini pendidikan kita belum mendukung itu," terang dokter anak dari RSUP Dr Sardjito tersebut.
Yang jelas jangan nikah siri karena anak hasil pernikahan di bawah tangan takkan mendapatkan haknya bila sudah beranjak dewasa nanti, semisal hak untuk memperoleh akta kelahiran, pendidikan hingga warisan, imbuhnya.











































