Dokter Wanti-wanti Bahaya Minuman Energi di Usia Muda yang Berujung Stroke

Dokter Wanti-wanti Bahaya Minuman Energi di Usia Muda yang Berujung Stroke

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Senin, 15 Des 2025 09:40 WIB
Dokter Wanti-wanti Bahaya Minuman Energi di Usia Muda yang Berujung Stroke
Minuman energi. (Foto: Getty Images/SolStock)
Jakarta -

Seorang pria di Inggris belum lama ini menjadi sorotan pasca terserang stroke meski dikenal bugar dan sehat. Aktif berolahraga, tidak merokok, juga tidak mengonsumsi alkohol.

Kasus pria tersebut dilaporkan dalam jurnal BMJ Case Reports, dengan identitas pasien dirahasiakan. Dokter residen di Nottingham University Hospitals NHS Trust Martha Coyle menjelaskan kadar kafein yang dikonsumsi pria dalam minuman energi tersebut melampaui batas aman hingga tiga kali lipat dari asupan harian yang ditolerir.

Beberapa minuman energi, kata Coyle, dapat mengandung hingga 500 miligram kafein per kemasan. Sebagai perbandingan, secangkir teh rata-rata hanya mengandung sekitar 30 miligram kafein, sementara secangkir kopi mengandung sekitar 90 miligram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Inggris, panduan kesehatan menyarankan konsumsi kafein tidak lebih dari 400 miligram per hari, setara dengan dua hingga empat cangkir kopi," ujar Coyle.

"Dalam kasus ini, pasien mengonsumsi sekitar 1.200 hingga 1.300 miligram kafein per hari, atau hampir tiga kali lipat dari batas aman."

ADVERTISEMENT

Kelebihan asupan kafein dalam jumlah besar dan terus-menerus dapat memicu kenaikan tekanan darah secara ekstrem, gangguan irama jantung, hingga meningkatkan risiko stroke dan masalah kardiovaskular lainnya, terutama bila dikombinasikan dengan zat stimulan lain yang kerap terkandung dalam minuman energi.

Menurut Coyle, tingginya kadar kafein sering kali tidak disadari oleh konsumen karena kemasan minuman energi dibuat menarik dan dipasarkan sebagai penambah stamina, padahal efek fisiologisnya terhadap sistem kardiovaskular bisa sangat serius.

Pentingnya Baca Label

Karena itu, ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk membaca kandungan kafein pada label produk, serta perlunya edukasi kesehatan yang lebih kuat mengenai batas aman konsumsi kafein, khususnya bagi orang dewasa aktif dan pekerja dengan jam kerja panjang.

Masalah minuman energi bukan hanya terletak pada kandungan kafein yang tinggi. Menurut dr Sunil Munshi, dokter konsultan di Nottingham University Hospitals NHS Trust, Inggris, minuman energi saat ini juga mengandung berbagai zat lain yang dapat meningkatkan tekanan darah, salah satunya adalah asam amino taurine.

"Minuman energi yang mengandung kombinasi kafein dan taurine terbukti meningkatkan tekanan darah secara signifikan dibandingkan kafein saja," bebernya.

"Selain itu, minuman ini juga mengandung kadar glukosa (gula) yang tinggi. Kita tahu, gula dapat merusak pembuluh darah seperti yang terjadi pada diabetes, dan pada akhirnya menyebabkan kerusakan jantung," lanjutnya, dikutip dari CNN.

Studi tersebut juga menyebutkan, minuman energi umumnya mengandung ginseng yang memengaruhi metabolisme tubuh, serta guarana, tanaman yang diduga memiliki kandungan kafein dua kali lebih tinggi dibanding biji kopi.

Selain itu, sering pula ditambahkan stimulan ringan seperti theophylline yang terdapat dalam kakao dan theobromine yang ditemukan dalam teh.

Kombinasi berbagai zat ini, lanjut Munshi, dapat memicu gangguan irama jantung (aritmia), merusak endotelium atau lapisan pembuluh darah, serta menyebabkan penggumpalan trombosit dalam darah.

"Ketika trombosit menggumpal, terutama dalam kondisi kadar gula darah tinggi, gumpalan tersebut dapat membentuk bekuan darah," jelasnya.

"Anak muda sering kali tertarik mencoba minuman energi, apalagi jika dikombinasikan dengan obat-obatan lain seperti kokain atau metamfetamin yang memiliki efek serupa. Jika digabungkan, semua zat ini dapat menimbulkan dampak yang sangat berbahaya."

"Kami pernah menangani pasien lain yang mengalami detak jantung tidak teratur atau fibrilasi atrium. Ada pula pasien yang mengalami perdarahan di dalam otak, dan pasien lain yang terserang stroke akibat bekuan darah di otak," ungkapnya.

Para dokter disebut perlu semakin menyadari dampak minuman energi dan secara aktif menanyakan kebiasaan konsumsinya saat pemeriksaan rutin, terutama pada pasien usia muda yang datang dengan keluhan penyakit jantung atau stroke.

"Sifat minuman ini terus berubah. Kandungannya semakin kuat dan semakin berbahaya," katanya.

"Kami mengusulkan adanya pengetatan regulasi penjualan serta iklan minuman energi, yang selama ini kerap menyasar kelompok usia muda."

Saksikan Live DetikPagi :

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Seusai Stroke Ringan, Kak Seto Diminta Istirahat hingga 2 Bulan"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Berita Terkait