Meski Sudah Disuntik Vaksin, Bocah Ini Tetap Meninggal Karena Rabies

Meski Sudah Disuntik Vaksin, Bocah Ini Tetap Meninggal Karena Rabies

- detikHealth
Jumat, 30 Jan 2015 14:35 WIB
Meski Sudah Disuntik Vaksin, Bocah Ini Tetap Meninggal Karena Rabies
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Tunis - Setelah digigit anjing, pasien yang langsung mendapatkan suntikan dengan vaksin rabies biasanya bisa pulih dari penyakit mematikan ini dengan cepat. Namun siapa sangka nyawa bocah malang ini tetap tak dapat diselamatkan meski ia telah mendapatkan vaksin di hari yang sama.

Sesaat setelah si anjing menggigit kening bocah yang baru berumur enam tahun ini, tim dokter langsung membersihkan lukanya, lantas menyuntikkan rabies immunoglobulin, atau antibodi untuk melawan virus yang masuk ke tubuh si bocah. Bahkan antibodi ini tak hanya disuntikkan ke lukanya, tapi juga dimasukkan ke darah lewat intravena.

Baca juga: Pertolongan Pertama Jika Tergigit Hewan Peliharaan

Untuk menambah efektivitas pengobatan, tim dokter juga menyuntikkan vaksin rabies ke lengan si bocah beberapa jam setelah insiden penggigitan, dan berturut-turut di hari ke-3, 7 dan 14 setelahnya, sesuai dengan rekomendasi WHO.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun di hari ke-17, si bocah yang berasal dari Tunisia ini justru kembali ke rumah sakit dengan keluhan demam, muntah-muntah, mata berwarna kemerahan/pink, dan menunjukkan tanda-tanda gangguan saraf seperti mata juling, gelisah, gerakan otot yang tidak beraturan serta munculnya refleks di kedua kakinya.

Hari itu juga si anak yang dirahasiakan identitasnya ini pun menghembuskan napas terakhirnya, setelah sempat mengalami kejang dan henti jantung. Tim dokter lantas bertanya-tanya bagaimana mungkin si bocah bisa meninggal karena rabies, padahal mereka telah melaksanakan segala prosedur yang dibutuhkan.
 
Faktor lain yang membuat dokter bertanya-tanya adalah pasien tidak memperlihatkan gejala rabies seperti hidrofobia (fobia pada air) atau air liur yang berlebihan saat kembali ke rumah sakit. Akibatnya mereka juga kesulitan untuk memastikan apakah si bocah mengalami encefalitis (pembengkakan otak karena rabies) atau tidak, toh anak ini sudah mendapatkan empat dosis vaksin sekaligus.

"Ada kemungkinan dokter tidak membersihkan air liur anjing dari luka si bocah dengan sempurna," tandas salah satu tim dokter seperti dikutip dari Live Science, Jumat (30/1/2015).

Kemungkinan kedua, vaksin yang disuntikkan pada pasien sudah habis masa berlakunya atau tidak disimpan di bawah suhu ruangan yang tepat, meskipun kedua kondisi tersebut dipastikan tidak terjadi pada kasus ini.
 
Menanggapi kasus ini, Dr Natasha Crowcroft, kepala divisi penyakit menular dari Public Health Ontario mengutarakan bahwa vaksin rabies sangat jarang mengalami kegagalan.

"Lagipula virus rabies biasanya bergerak menuju ke otak dengan tempo lambat. Dan ketika diberi vaksin, tubuh akan langsung membuat antibodi dari vaksin sehingga virus bisa dicegah sampai ke otak," jelas Dr Crowcroft yang tidak terlibat dalam studi ini.

Baca juga: Berantas Rabies Sampai Habis, Ilmuwan Rencanakan Vaksinasi Anjing Global

(lil/vit)

Berita Terkait