.webp)
Psikolog dari Iowa State University, Douglas Gentile, sangat percaya bahwa video game dapat membuat anak-anak kecanduan. Ia mengaku sudah mempelajari hal ini sejak tahun 1999, dan menemukan bahwa meski ancamannya besar, faktanya tak banyak masyarakat yang percaya video game bisa membuat kecanduan.
"Sejak tahun 1999 saya berusaha membuktikan bahwa kecanduan video game tidak pernah ada. Namun hasil yang kami terima malah sangat berbeda. Selama ini kami salah, dan ternyata kecanduan video game benar-benar ada dan mengancam anak kita," tutur Gentile, dikutip dari CNN, Selasa (12/1/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gentile menuturkan bahwa berdasarkan penelitiannya, kurang lebih 8,5 persen populasi anak di dunia mengalami kecanduan video game. Kecanduan ini bisa menyerang anak dari kalangan mana saja, dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Salah satu faktor mengapa kecanduan video game menjadi marak adalah pesat perkembangan industri gadget dan akses internet yang semakin merata. Hampir semua orang memiliki komputer dan video game di rumahnya sehingga akses anak-anak terbuka lebar.
"Meskipun tak memiliki konsol, namun perangkat smartphone saat ini sudah bisa memainkan game, dan aksesnya semakin luas," tuturnya lagi.
BEberapa studi tentang efek negatif video game bagi anak sudah pernah diterbitkan sebelumnya. Salah satunya adalah studi tentang pengaruh video game terhadap perilaku agresif, minum minuman beralkohol, merokok, dan seks bebas pada anak.
"Pedoman moral Anda menjadi tak terarah sebagai akibat dari berlatih menjadi karakter yang menyimpang dalam permainan ini," jelas peneliti Jay Hull.
"Mereka tidak mempraktikkan minuman beralkohol dan merokok dan seks yang berisiko, tetapi apa yang mereka praktikkan adalah menjadi orang yang tidak baik. Berlatih menjadi orang yang kurang bermoral di permainan ini memungkinkan mereka untuk menjadi orang yang kurang bermoral," tambahnya lagi.
Baca juga: Game dengan Karakter Perokok Bisa Bikin Anak Tertarik untuk Coba-coba
(mrs/vit)
