Menanggapi hal ini, psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani MPsi atau akrab disapa Nina menuturkan pada anak batita mereka memang belum mengerti konsep berbagi. Dengan kata lain, tahap tumbuh kembang anak belum mencapai hal itu. Bahkan, ketika anak batita tidak berbagi, menurut Nina itu adalah hal yang normal.
"Sebenarnya salah satu yang normal adalah ketika anak batita dia nggak berbagi. Nah kalau dia bisa berbagi, itu bagus banget, tapi bukan berarti dia nggak normal ya. Jadi justru kita pada anak yang belum mau berbagi yang penting jangan dipaksa dan ciptakan momen untuk dia berbagi," kata Nina ketika berbincang dengan detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Nina mengatakan ada pula berbagai hal yang memang bisa membuat anak batita belum mau berbagi sesutau dengan teman atau orang di sekitarnya. Pertama, bisa saja si anak belum tahu perilaku berbagi yang bisa dia lakukan dalam pertemanan. Sebab, selama ini kebetulan si teman sudah memiliki mainannya masing-masing misalnya.
Sehingga, anak merasa tidak perlu berbagi. Atau, seringkali mainannya direbut oleh saudaranya. Sehingga, dia tidak pernah merasakan 'kedamaian' ketika memainkan mainannya. Untuk itu, ketika ia memiliki mainan sendiri, maka cenderung ogah meminjamkan ke orang lain atau saudaranya.
"Hal terpenting, ketika orang tua mau melatih anak berbagi misalnya berbagi mainan, jangan memaksa karena keinginan berbagi memang baiknya muncul dari diri sendiri. Kepekaan orang tua amat penting untuk melihat bahwa secara tidak langsung anak sudah mau berbagi," tutur ibu dua anak ini.
Baca juga: Kapan Orang Tua Bisa Ajarkan Anak untuk Saling Berbagi?
Apa tanda ketika anak sudah mulai mau berbagi? Menurut psikilog dari TigaGenerasi ini, bercerita ke teman untuk menghibur sang teman yang sedih sudah bisa jadi tanda anak mulai berbagi. Kemudian ketika ia duduk dan bergeser, itu pun jadi tanda jika anak sebenarnya sudah mulai berbagi.
"Tangkap perilaku kecil seperti itu dan beri tahu si anak bahwa apa yang dia lakukan itulah yang disebut berbagi dan jangan lupa beri apresiasi. Misalnya dengan katakan dia hebat sudah mau berbagi," tutur Nina.
Ketika anak tak direspons
Ketika anak sudah mau berbagi dengan temannya, namun si teman justru menolak untuk diberi sesuatu, pastinya bisa menimbulkan kekecewaaan tersendiri bagi anak. Ketika hal ini dialami anak, bagaimana baiknya orang tua bersikap?
"Katakan pada anak 'Nggak apa-apa. Kamu sudah melakukan hal baik lho'. Jadi kita menghibur bukan karena temannya tidak melakukan hal yang sama yaitu mau menerima pemberian anak kita, tapi menghibur karena dia sudah melakukan hal yang baik," kata Nina.
Sehingga, tidak perlu membesarkan kegagalan si anak untuk berbagi dengan temannya. Tapi, tonjolkan apa yang sudah si anak lakukan. Jika memang anak masih sedih, menurut Nina biarkan ia meluapkan emosinya namun jangan lupa untuk tetap menghibur dia.
Sebab emosi tidak bisa diubah secara instan. Sehingga, boleh saja orang tua memberi kesempatan bagi anak untuk bersedih atau dengan kata lain melewati proses bersedih yang ia rasakan.
Baca juga: Sedang Sedih? Jangan Ragu Untuk Menangis, Ini Manfaatnya Bagi Tubuh
(rdn/vit)











































