Bermain Saja Cukup untuk Jadi Sarana Stimulasi Perkembangan si Kecil?

ADVERTISEMENT

Bermain Saja Cukup untuk Jadi Sarana Stimulasi Perkembangan si Kecil?

Nurvita Indarini - detikHealth
Senin, 25 Jul 2016 08:03 WIB
Ilustrasi anak bermain (Foto: Ari Saputra)
Jakarta - Dunia anak memang dunia bermain. Nah, konon bermain bisa menjadi stimulasi perkembangan si kecil. Apakah cukup hanya dengan bermain saja?

dr Alinda Rubiati Wibowo SpA (K) menjelaskan bermain merupakan kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembangnya. Akan tetapi bukan berarti bermain saja cukup untuk menstimulasi si kecil. Perlu dilihat permainan apa yang dilakukan si kecil. Apakah permainan itu memang bisa merangsang perkembangan motorik dan sensoriknya.

Pendapat senada disampaikan dr Trisna Desmiati, Sp KFR, M.Kes. Selain itu permainan tertentu memang bisa dijadikan media untuk menstimulasi perkembangan anak.

"Stimulasi itu lebih terarah. Untuk stimulasi ada tahap-tahapnya. Ada dasarnya untuk stimulasi. Misalnya melempar bola diberikan untuk anak satu tahun," ujar dr Trisna dalam talkshow 'Yuk Pantau Tumbuh Kembang Anak Agar Sehat, Tinggi dan Cerdas' di Kemang Medical Care, Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (23/7/2016).

Baca juga: Begini Dampaknya Jika Anak Belum Siap Tapi Dipaksa Sekolah

Menurut dr Trisna, perkembangan motorik mencakup tiga tahap yaitu motorik kasar, motorik halus dan oromotor. Perkembangan motorik kasar dalam hal ini adalah berguling, duduk dan berjalan. Untuk perkembangan motorik halus adalah keterampilan anak untuk mengenggam, melepaskan dan memanipulasi benda.

Selain perkembangan motorik, perkembangan yang tidak kalah penting adalah komunikasi. Perkembangan komunikasi ini termasuk interaktif dalam menerima dan memberi informasi yang menjadi dasar perkembangan sosial emosional dan kognisi anak.

Proses perkembangan komunikasi merupakan termasuk proses yang kompleks lantaran melibatkan panca indra visual, auditori, gustatori, olfaktori dan taktil. Jika salah satu panca indra tidak berfungsi dengan baik, maka perkembangan komunikasi bisa mengalami kesulitan atau hambatan.

Baca juga: Studi: Lambat Belajar Berdiri Bisa Hambat Perkembangan Otak Bayi

(vit/up)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT