Psikolog Anna Surti Ariani, MPsi, menyebutkan bahwa tindakan orang tua yang seperti itu justru tidak melatih anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Anak-anak, khususnya saat berusia 4-6 tahun, sebaiknya sudah bisa beradaptasi dengan masalah sosial dengan teman-temannya, sehingga ia belajar untuk berdamai dan memaafkan.
"Berikan anak kesempatan untuk menyelesaikan masalah. Kalau anak sedang terlibat pertengkaran misalnya, biarkan ia mencoba sendiri untuk berdamai. Jangan justru langsung 'terjun'," ujar Nina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat anak sudah di rumah, mintalah anak untuk menceritakan apa yang sedang terjadi. Secara perlahan, ajari anak untuk meminta maaf dan bersalaman. Beri petunjuk untuk menyelesaikan masalah atau pertengkaran seperti ini menurut Nina sudah lebih baik, dibandingkan jika orang tua yang berbicara langsung dengan teman si anak.
"Berikan banyak kesempatan pada anak untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman-teman seusianya. Sosialisasi ini tentu termasuk juga menyelesaikan masalah yang pasti ada," pesan Nina.
Selain itu, orang tua juga disarankan mengajari anak cara untuk berkenalan, mengantre, berbagi dan bertukar. Menurut Nina, seringnya orang tua justru tanpa disadari mengajarkan anak sedari kecil untuk curang. Misalnya, dengan menyuruh anak menyerobot antrean.
"Anaknya disuruh menyerobot antrean kan seringnya, bilang 'sudah sana kamu maju, nanti kehabisan!'. Ini anak dari kecil kok sudah diajarkan demikian. Orang tua justru harus memberi contoh yang baik, sehingga perkembangan sosial anak juga jadi baik dan sesuai dengan usianya," terang Nina.
Baca juga: Ini Dampaknya Jika si Sulung Dipaksa Selalu Mengalah pada Adiknya (ajg/vit)











































