Disampaikan psikolog dari Tiga Generasi, Anne Sari Sani S.Psi., bullying merupakan perilaku agresif yang disengaja, menyakitkan dan dilakukan berulang-ulang. Sementara berantem tidak dilakukan berulang-ulang, sedangkan main kasar kadang-kadang berulang.
"Dalam rough play, ada ballance of power. Sedangkan dalam berantem kekuatannya relatif seimbang, dan dalam bullying ada ketidakseimbangan kekuatan," tutur Anne dalam seminar 'Importance of Parenting Safety Awareness and Martial Arts to Prepare Your Kids Against Bullying,' di Bodytec Station, Jl Kemang Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (15/10/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ketika Anak Dipukul Temannya, Apa yang Sebaiknya Dilakukan Orang Tua?
Rough play, lanjut Anne, berpengaruh positif bagi kedua pihak yang melakukannya. Sedangkan berantem dan bullying dari awal sudah negatif. "Pada bullying, si pelaku akan merasa puas, sedangkan pada korban akan merasa takut, tertekan dan malu," imbuhnya.
Bullying sendiri bisa terjadi karena tindakan impulsif atau iseng, ingin mendominasi dan menunjukkan kekuatan, serta adanya anggapan bahwa melakukan kekerasan itu dianggap kuat dan hebat. Selain itu si pelaku bisa jadi merupakan korban kekerasan, bisa pula menjadi saksi dari tindakan kekerasan.
"Misalnya kalau anak menjadi saksi kekerasan dalam rumah tangga, seperti ayah yang melakukan kekerasan pada ibunya maka baginya kekerasan itu merupakan hal biasa. 'Yang melindungi saja bisa melakukan kekerasan maka aku bisa dong'," papar Anne.
Kenali Jenis Bullying
Bullying jangan dilestarikan. Karena itu perlu tahu jenis-jenis bullying. Bentuknya bisa fisik, verbal dan sosial relasional yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung
Bullying fisik secara langsung misalnya dengan memukul, menendang, menampar, mendorong dan menyikut. Bullying verbal secara langsung seperti memberi nama julukan yang jelek, melakukan ledekan, melakukan tindakan rasis, intimidasi dan mempermalukan.
"Sedangkan bullying sosial relasional yang dilakukan secara langsung itu seperti mempermalukan, menyebarkan catatan fitnah," terang Anne.
Baca juga: Bisa Jadi Bullying, Sebaiknya Hindari Candaan Fisik
Bullying fisik yang dilakukan secara tidak langsung, sambung Anne, misalnya dengan beberapa kali menyuruh orang lain untuk mengeroyok seseorang. Bullying verbal secara tidak langsung misalnya dengan menyebar gosip dan merusak reputasi. Sedangkan bullying sosial relasional tidak langsung misalnya mengajak orang lain untuk mengucilkan, termasuk pula dalam hal ini cyber bullying.
"Bullying sosial relasional itu beberapa kali saya temukan pada anak perempuan kelas 5 sampai dengan kelas 7 misalnya dengan mempengaruhi temannya 'eh jangan main sama itu ya'," tambahnya. (vit/lll)











































