Ditulis dalam jurnal Autism, para peneliti mengatakan untuk mengatasi masalah tersebut kemungkinan kakek-nenek bisa membantu. Alasannya karena di masyarakat modern anak banyak menghabiskan waktu dengan orang terdekat selain orang tua sehingga kemungkinan lebih mudah bagi mereka mengidentifikasi tanda awal seperti perkembangan kemampuan sosial yang minim.
Baca juga: Tahukah Anda? Zaman Dulu, Autisme Disangka Gangguan Jiwa Anak
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekitar 50 persen teman dan anggota keluarga bisa mengenali ada sesuatu yang salah pada anak sebelum orang tuanya sendiri sadar," ungkap pemimpin studi Nachum Sicherman dari Columbia University seperti dikutip dari Reuters, Senin (3/4/2017).
Orang selain kakek-nenek yang juga sering mengetahui tanda awal autisme pada anak berikutnya adalah guru. Namun pada guru tentunya usia anak saat itu sudah lebih dewasa daripada ketika mulai menghabiskan waktu bersama kakek-nenek.
"Orang tua perlu mulai terbuka menerima kekhawatiran dari anggota keluarga yang lain, termasuk dari orang tuanya sendiri (kakek-nenek -red)... Semakin banyak mata yang mengawasi anak semakin baik, hal ini terutama berlaku dalam situasi di mana anak yang berkebutuhan khusus ini memiliki saudara yang lebih kecil," komentar dr Thomas Frazier dari Center for Autism, Cleveland Clinic Children's.
Sejak bayi menginjak usia satu tahun orang tua disarankan memeriksa kondisi sosial dan emosionalnya. Biasanya bayi berusia enam bulan seharusnya sudah bisa tersenyum kembali ketika diajak bercanda. Apabila tidak ada reaksi ada kemungkinan bahwa bayi memiliki kondisi gangguan perkembangan.
Baca juga: Tanda-tanda Bayi Autis yang Perlu Diketahui Orangtua
(fds/vit)











































