Kemampuan Ekonomi Keluarga Ikut Pengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

Kemampuan Ekonomi Keluarga Ikut Pengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

Vera Farah Bararah - detikHealth
Rabu, 28 Nov 2012 15:16 WIB
Kemampuan Ekonomi Keluarga Ikut Pengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
(Foto: Thinkstock)
Jakarta - Pemerintah saat ini tengah kembali menggalakkan pemberian ASI Eksklusif. Tapi hasil temuan Nielsen di daerah urban di Indonesia menunjukkan pemberian ASI Eksklusif berhubungan dengan kemampuan ekonomi keluarga tersebut.

Hasil temuan Nielsen Consumer Panel Service dari bulan Oktober 2011-September 2012 yang mencakup 5.600 panel rumah tangga di daerah urban di Indonesia menemukan pemberian ASI Eksklusif cenderung terjadi di masyarakat kalangan bawah.

"Di antara rumah tangga panel yang mempunyai anak berumur 0-12 bulan ditemukan sebanyak 54 persen membeli susu bayi dan 46 persen hampir tidak membeli susu atau mengandalkan ASI," ujar Hellen Katherina, Direktur Consumer Panel Services Nielsen Indonesia, dalam acara Nielsen press club di Gedung Mayapada, Jakarta, Rabu (28/11/2012).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu jika hal ini dibagi menjadi kalangan atas, menengah dan bawah, maka indeks pembelian susu bayi di kalangan atas mencapai 115 sedangkan kalangan bawah hanya 61. Serta untuk yang tidak membeli susu di kalangan bawah mencapai 110 sedangkan di kalangan atas sebesar 86.

"Karena harga dari susu bubuk terbilang mahal jadi kalangan atas lebih bisa memilih membeli susu. Kalau dari awal sudah konsumsi susu formula maka ditahap selanjutnya terjadi peningkatan konsumsi terhadap susu termasuk untuk susu cair," ungkap Hellen.

Hasil temuan lain yang didapatkan adalah pada keluarga di daerah urban yang memiliki anak berusia di bawah 3 tahun (batita) mengeluarkan biaya sebesar 20 persen untuk keperluan batitanya, dengan pengeluaran tertinggi untuk susu bubuk yaitu rata-rata Rp 1 juta per tahun dan popok sekali pakai yaitu rata-rata Rp 336.000 per tahun.

Sementara itu jumlah uang yang dihabiskan untuk membeli susu bubuk dan susu cair di kelas menengah dan bawah hampir sama yaitu sekitar Rp 800.000-Rp 850.000 per tahun. Namun untuk kelas atas harus mengeluarkan biaya 2 kali lipat.

Ketika anak sudah berusia lebih dari 1 tahun maka rumah tangga yang memberikan ASI Eksklusif cenderung lebih banyak membeli susu cair, sementara rumah tangga yang tidak memberikan ASI Eksklusif cenderung lebih memilih susu bubuk.

Meskipun hasil ini menemukan pemberian ASI lebih banyak di kalangan kelas bawah, tapi tak sedikit pula kalangan kelas atas dan menengah yang sudah memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, terutama seiring dengan peningkatan edukasi di masyarakat mengenai pentingnya ASI Eksklusif.

Pemberian ASI Eksklusif adalah suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi jika ingin menghasilkan masa depan yang optimal. Untuk itu menyusui perlu dijadikan sebagai gaya hidup agar anak dapat tumbuh optimal dan bisa mendapatkan hak-nya.

Pola pemberian makanan terbaik bagi bayi dan anak adalah memberikan ASI saja sejak ia lahir sampai berusia 6 bulan, lalu ASI tetap diteruskan sampai anak berusia 24 bulan dan mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI).

(ver/vit)
Ulasan khas ruang asi
16 Konten
Ruang ASI menjadi kebutuhan sendiri saat ini untuk para ibu. Lebih jelas, simak liputan kali ini.

Berita Terkait