Salah satunya diperkenalkan sebuah klinik kesuburan milik swasta di Inggris bernama The Complete Fertility. Klinik yang terletak di Southampton ini merupakan yang pertama menggunakan metode IVF terbaru yang disebut dengan AneVivo.
Pada prosedur IVF biasa, sperma dan sel telur pasangan dipertemukan di luar lab. Baru setelah tumbuh menjadi embrio, embrio tersebut diletakkan di dalam rahim. Namun dalam prosedur ini, sel sperma dan sel telur dari pasangan dijadikan satu di dalam sebuah kapsul mini yang langsung diletakkan di dalam uterus atau rahim sang istri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Metode ini juga sudah diujicobakan terhadap 250 wanita di berbagai negara, dan memberikan peluang kehamilan yang sama besarnya dengan prosedur IVF konvensional.
Baca juga: Ingat! Susah Punya Anak, Masalah Utamanya Tak Melulu dari Pihak Istri
"Dengan metode ini, embrio yang sedang tidak tumbuh tidak terlalu lama disimpan di lab," jelas Macklon seperti dikutip dari BBC, Rabu (20/1/2016).
Sejumlah penelitian mengungkap embrio yang tumbuh di lab berisiko lebih tinggi mengalami gangguan genetik maupun kecacatan lain. Bila waktu yang dihabiskan si embrio di luar tubuh bisa diminimalisir, lanjut Macklon, maka risiko itu juga diharapkan akan berkurang.
Kendati begitu, belum diketahui secara pasti apakah metode ini dapat meningkatkan peluang kehamilan atau kualitas embrio yang dihasilkan. Lagipula, meski fertilisasi dilakukan di dalam tubuh, embrio yang dihasilkan tetap harus diangkat terlebih dahulu untuk dicek kesehatannya di lab sebelum akhirnya 'ditanam' kembali di dalam rahim ibunya.
HFEA sendiri mengungkapkan, teknologi ini terbukti aman dan efektif. Hanya saja pihak klinik diketahui belum mengantongi data klinis yang dapat mengatakan bahwa metode itu lebih 'manjur' ketimbang IVF konvensional.
Lembaga ini juga menyoroti kebijakan klinik yang mungkin akan membebankan biaya yang 'tak perlu' pada pasien untuk mendapatkan metode ini.
Baca juga: Catat! Ini Faktor Penentu Keberhasilan Program Bayi Tabung
"Sejauh ini kami memang baru menawarkannya pada pasien-pasien tertentu saja. Jika NHS (National Health Services, red) berkenan menggunakannya, asal diketahui saja prosedur ini tidak ramah di kantong," timpal Macklon.
Biaya yang harus disiapkan untuk mendapatkan prosedur ini memang tidak murah. Klinik mematok harga 700 poundsterling (Rp 13,8 juta) untuk sekali prosedur.
(lll/vit)











































