"Itu bukan panu. Kalau panu lebih sering pada area lembab atau tertutup pakaian. Bercak tersebut lebih karena alergi yang sifatnya bawaan yang menurun," kata dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dari D&I Skin Centre, Denpasar, saat dihubungi detikHealth beberapa waktu lalu.
Menurut dokter yang akrab dipanggil dr Darma ini, istilah untuk kondisi itu adalah pitiriasis alba. Kondisi ini sebenarnya banyak dialami oleh anak-anak, biasanya usia 3-16 tahun. Lesi pitiriasis alba sendiri banyak ditemukan sekitar mulut, dagu, pipi dan dahi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Eddy Karta, SpKK, spesialis kulit dan kelamin di EDMO Clinic Jakarta beberapa waktu lalu juga menyebut sering kali bercak putih di wajah bayi dan anak itu dikira panu. Bahkan tak sedikit yang langsung memakaikan obat panu. Padahal sembarangan pemakaian obat, apalagi di kulit wajah bayi serta anak yang masih sensitif, efek sampingnya dapat merusak kulit.
"Jadi jangan semua kelainan kulit pada bayi atau anak-anak diberi obat panu. Harus diperiksa dulu ke dokter, dicari tahu kondisi kesehatan kulit bayinya," pesan dr Eddy.
Dilanjutkan dr Eddy, berdasarkan literatur umumnya bayi jarang terkena panu. Panu lebih sering menyerang remaja dan dewasa muda.
Baca juga: Kulit Bayi Bercak Putih, Benarkah Pasti karena Terkena ASI?
Pitiriasis alba bisa membaik dengan sendirinya, seiring bertambahnya usia. Meskipun ada pula kasus lesi yang menetap hingga yang bersangkutan dewasa.
Untuk pengobatannya, menurut dr Darma bisa dengan menggunakan obat alergi yang disertai dengan pelembap. Selain itu juga, dapat menggunakan pelembap khusus yang tidak mengandung pewangi.
"Tapi perlu diingat, saat kondisi seperti itu disarankan juga untuk menghindari sinar matahari," ucap dr Darma mewanti-wanti. (vit/vit)











































