Demikian disampaikan oleh dr Rini Sekartini, SpA(K). Konsultan tumbuh kembang dari RS Cipto Mangunkusumo tersebut menuturkan bahwa daerah bokong dan lipatan paha yang sering terkena ruam popok, termasuk area yang lembap.
"Ruam popok pada anak memang tidak sampai mengancam jiwa, namun akan sangat mengganggu anak dan menyebabkan ia rewel. Nah, bila terjadi ruam dan tidak diatasi dengan baik, dapat terjadi infeksi sekunder, terutama oleh jamur. Bila tidak ditangani lebih awal, ruam yang terinfeksi dapat menyebabkan luka dan ketidaknyamanan pada anak saat buang air besar," imbuh dr Rini kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dr Rini, ruam popok paling sering terjadi pada bayi di bawah usia 15 bulan, di mana lapisan terluar kulitnya masih sangat tipis dan rentan terhadap iritasi. Iritasi akan semakin berkembang jika ruam terkontaminasi feses maupun urine bayi.
Kulit halus bayi juga dapat terganggu oleh deterjen yang digunakan untuk mencuci popok kain, tisu bayi, dan beberapa merek popok sekali pakai yang menahan kelembapan. Dalam beberapa kasus, ruam popok dapat berkembang setelah bayi diperkenalkan dengan makanan padat, sehingga lebih sering buang air besar.
"Bayi yang memerlukan antibiotik atau ibu menyusui yang menggunakan antibiotik juga dapat meningkatkan risiko infeksi jamur. Penanganan sedini mungkin sangat penting bagi anak yang mengalami ruam popok," tutur dokter yang juga merupakan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jaya tersebut.
Baca juga: Muncul Bercak Merah di Area Selangkangan Bayi, Bisa Jadi Ruam Popok
(ajg/vit)











































