Menurut dr Badriul Hegar, PhD, SpA(K) dari RS Cipto Mangunkusumo, prinsipnya secara fisiologis memang sebaiknya bayi segera diberikan cairan setelah lahir, guna menstimulasi pematangan epitel saluran cernanya. Dengan begitu, diharapkan produksi enzim di saluran cerna bayi pun akan lebih sempurna.
"Prosedurnya sekarang kan bayi baru lahir ada inisiasi menyusu dini atau IMD, kalau belum berhasil bisa dicoba terus. Sampai kapan? Lihat dulu kondisi klinis bayinya," ujar dr Hegar dalam seminar media 'Nutrition for Long Term Health: The Role of Protein' yang diselenggarakan di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Rabu (21/9/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Hegar menjelaskan tak mutlak bayi perlu dipuasakan sampai maksimal tiga hari, sebab semua bergantung pada kondisi fisik masing-masing bayi itu sendiri.
"Sesegera mungkin lebih baik memang diberi ASI, kalau ASI-nya belum keluar jangan buru-buru beri susu formula. Kalau dibilang tunggu tiga hari, ternyata bayinya kurang cairan kan tidak bisa juga," imbuhnya.
Yang pasti, jika memang ASI belum keluar maka sah-sah saja jika ibu ingin bayinya tidak buru-buru diberikan susu formula. Hanya saja, penting bagi dokter untuk rutin memantau kondisi bayi. Jika memang bayi kurang cairan dan butuh asupan cairan, ibu dan dokter bisa berdiskusi untuk mempertimbangkan solusi alternatif lain.
Baca juga: Pesan Dokter Agar Produksi ASI Tetap Melimpah Meski Anak Sudah Mulai Makan
(ajg/vit)











































