Hal tersebut diutarakan oleh peneliti di Royal North Shore Hospital, Australia, setelah melihat data dari lebih 150 ribu bayi yang lahir di usia 32-40 minggu kehamilan. Para dokter mengecek beragam perkembangan kesehatan fisik, kemampuan bahasa, sosial, kematangan emosi, pengetahuan dan komunikasi.
Baca juga: Perlu Mendapat Operasi Darurat, Bayi Ini Selamat Setelah Lahir Dua Kali
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Detailnya dijelaskan dalam studi bahwa 13,1 persen bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu alami keterlambatan pada salah satu aspek perkembangan. Sementara itu pada bayi yang lahir 37-38 minggu usia kehamilan 10,2 persen yang alami keterlambatan perkembangan. Terakhir pada bayi lahir 39-40 minggu usia kehamilan hanya 9 persen yang alami keterlambatan.
"Temuan ini menguatkan pedoman yang menyarankan bahwa menginduksi persalinan atau operasi caesar tanpa alasan medis sebelum usia 39 dan 40 minggu kehamilan sebaiknya dihindari," kata Prof Jonathan seperti dikutip dari ABC Australia, Selasa (8/11/2016).
"Ini adalah studi pertama yang mendemonstrasikan adanya peningkatan risiko perkembangan awal anak yang buruk akibat kelahiran prematur," lanjutnya.
Ketika bayi di dalam rahim memasuki 32 minggu kehamilan, otaknya mengalami pertumbuhan yang pesat sampai usia 39-40 minggu kehamilan. Oleh karena itu apabila ibu bersalin sebelum waktunya maka kesempatan pertumbuhan otak tersebut terlewat.
Baca juga: Kenali, Faktor-faktor yang Bisa Tingkatkan Risiko Kelahiran Prematur (fds/vit)











































