Hal ini juga dibuktikan lewat survei yang dirilis The Children's Sleep Charity dan Netmums terhadap 7.500-an orang tua di Inggris. Anak-anak mereka rata-rata terbangun setidaknya satu kali dalam semalam.
Dampaknya, 35 persen orang tua mengaku sering kurang tidur dan kelelahan karenanya, bahkan pada orang tua yang anak-anaknya sudah lebih besar. Padahal mereka harus bekerja atau setidaknya beraktivitas di luar mengurus anak.
Banyak dari mereka yang mengaku terlalu capek untuk sekadar hangout atau bertemu dengan teman-teman. Mereka juga lebih memilih seharian di rumah ketimbang harus bepergian karena bawaan ngantuk dan lesu.
Itulah mengapa dalam kurun lima tahun terakhir mulai muncul tren menyewa konsultan tidur untuk bayi di Inggris. Seperti halnya Katie Palmer, pendiri Infant Sleep Consultants bersama kedua rekannya.
Dengan latar belakang pernah bekerja sebagai nannya atau pengasuh anak, perusahaan yang dikelola Katie menawarkan beragam paket, termasuk menerima konsultasi lewat telepon dan pemberian dukungan secara daring, kunjungan ke rumah, hingga pemberian konsultasi dengan menginap di rumah klien.
Katie sendiri menjelaskan cara menangani satu bayi dengan bayi lainnya tidak bisa disamakan sebab kasusnya juga berbeda-beda. Namun menurutnya, pelatihan tidur untuk bayi seperti ini memang bukan ditujukan untuk semua bayi.
"Kita tidak bisa melakukan pelatihan untuk bayi berusia di bawah enam bulan atau mengalami kondisi seperti refluks atau kolik. Selain itu orang tua juga harus memutuskan sendiri apakah bayinya perlu dilatih atau tidak, bukan karena paksaan," katanya seperti dilaporkan BBC.
Baca juga: Bukan Sedang Mimpi, Ini Sebab Lain Tubuh Bayi Seperti Tersentak Saat Tidur
Akan tetapi benarkah bayi butuh pelatihan untuk tidur semacam ini? Sarah Ockwell-Smith, penulis buku The Gentle Sleep Book pada dasarnya mengatakan bahwa normal-normal saja jika bayi terbangun di tengah, dan ini akan terus terjadi sampai usianya diperkirakan memasuki 2,5 tahun.
Banyak orang tua meyakini tidur anaknya bermasalah, padahal ya itu pola tidur bayi yang normal," ungkapnya.
Berdasarkan hasil laporan Avon Longitudinal Study of Pregnancy and Childhood yang terbaru terungkap:
- Hanya 16 persen bayi yang tidur semalam suntuk saat usianya memasuki enam bulan
- 50 persen bayi akan sesekali terbangun
- 9 persen bayi akan terbangun semalaman
- 17 persen bayi terbangun di tengah malam lebih dari sekali, kisaran 2-8 kali
- 16 persen bayi berusia enam bulan masih memiliki pola tidur yang berantakan
Ia menambahkan, jika bayi hanya bisa tidur karena digendong atau disusui, itu juga sangat wajar. Ini juga berlaku untuk hewan mamalia lainnya.
"Bahkan kalau mereka terjaga karena ada masalah lalu orang tua menyusui atau menemani mereka tidur, maka masalah akan terselesaikan begitu saja. Sesimpel itu," lanjutnya.
Baca juga: Agar Tidur Bayi Lebih Lelap, Haruskah Lampu Kamar Dimatikan?
Prof Helen Ball dari Durham University menegaskan yang terpenting bagi orang tua adalah memastikan anaknya tidur sesuai dengan 'safe infant sleep practices'. Seperti dikutip dari laman NHS, metode tidur yang aman bagi bayi antara lain:
- Bayi ditidurkan dalam kondisi telentang
- Tidak berbagi tempat tidur dengan orang tua
- Tidak tertidur di sofa atau kursi bersama bayi
- Tidak membiarkan bayi kepanasan ataupun kedinginan
- Tidak menyelimuti bayi sampai menutupi kepalanya
- Tidak merokok di dekat bayi atau membiarkan asap rokok masuk ke dalam kamar bayi
Lagipula biaya untuk menyewa jasa konsultan tidur semacam ini masih belum bisa dijangkau banyak orang tua. (lll/vit)