Memang, saat membantu persalinan istrinya di mobil yang ia parkir di pinggir jalan, Paul mendapat arahan dari layanan gawat darurat sementara ia menunggu bantuan datang. Tak butuh waktu lama, Paul berhasil membantu si bayi keluar dari rahim sang ibu, kemudian meletakkannya di pangkuan Georgina.
"Saya memberi bayi kami ke Georgina dan dia menangis. Kemudian, petugas layanan gawat darurat meminta saya memastikan istri dan bayi saya tetap hangat. Tapi ada masalah lain, saya harus mengikat tali pusar bayi saya. Karena panik dan tak ada pilihan lain, saya menggunakan tali sepatu saya," tutur Paul, dikutip dari BBC.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Begini Caranya Merawat Tali Pusar Bayi Baru Lahir
Lantas, apa kata dokter tentang usaha yang dilakukan Paul? Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Nicole Salva, MD mengatakan apa yang dilakukan Paul benar-benar luar biasa, apalagi dia sudah meminta bantuan dari layanan gawat darurat secepatnya.
"Dalam persalinan, ada dua orang yang mesti diperhatikan. Ibu dan bayi. Jadi memang sulit jika hanya satu orang yang meng-handle situasi. Mengenai penjepitan tali pusar, dalam suhu ruangan, wharton's jelly atau jaringan di sekitar pembuluh darah di tali pusar sebenarnya akan membengkak," terang Salva.
Dengan begitu, pembuluh darah akan menyempit sehingga terjadi penjepitan alami. Dikatakan Salva, sebenarnya sang ayah tidak perlu mengikatkan sesuatu di sekitar tali pusar si bayi. Apalagi, kondisi ini bisa memberi manfaat dari penundaan penjepitan tali pusat.
"Hindari penggunaan alat yang tidak steril dalam memotong atau menjepit tali pusar. Meski sebenarnya, setelah bantuan datang dan ibu serta bayi dibawa ke RS, instrumen steril akan dipakai untuk menjepit dan memotong tali pusat. Jika plasenta belum dikeluarkan, tenaga medis profesional bisa mengeluarkannya," tutur Salva.
Baca juga: Sel Punca dari Tali Pusar Pulihkan Bayi Ini dari Gangguan Cerna Langka
(rdn/vit)











































