.webp)
Penelitian yang dilakukan oleh Dr Giorgio Tettamanti dari Karolinska Institutet di Stockholm ini melibatkan sedikitnya 14.000 pasangan kembar. Responden diminta mengisi kuisioner untuk melihat kebiasaannya minum minuman berkafein termasuk teh dan kopi.
Kuisioner tersebut juga menanyakan masalah buang air kecil yang dialami para responden setelah mengonsumi minuman berkafein. Selama ini banyak yang beranggapan, minuman berkafein bisa memicu beser atau kesulitan mengontrol buang air kecil.
Analisis hasil pengisian kuisioner menunjukkan hasil yang bertentangan dengan anggapan orang pada umumnya. Dari seluruh responden, hanya 900 orang yang mengaku selalu mendapatkan masalah buang air kecil setelah mengonsumsi minuman berkafein.
Dari jumlah tersebut, hanya 9 dari 100 responden yang mengalami kesulitan mengontrol buang air kecil setiap kali mengonsumsi kopi. Untuk jenis minuman berkafein lainnya seperti teh dan minuman bersoda, beser hanya terjadi pada 6 dari 100 responden.
Bahkan ketika disesuaikan dengan faktor lain termasuk usia responden, adakalanya kafein justru bisa mengatasi masalah beser. Pada orang tua khususnya, penelitian ini membuktikan bahwa kopi bisa sedikit mengurangi masalah sering buang air kecil.
"Temuan ini agak bertentangan dengan anggapan orang selama ini, tapi sebenarnya tidak ada yang terlalu mengejutkan," ungkap Dr Tettamanti seperti dikutip dari Reuters, Kamis (7/4/2011).
Sebelumnya, berbagai penelitian yang mengaitkan kafein dengan masalah buang air kecil sudah banyak dilakukan. Dari sekian banyak penelitian, hasilnya memang tidak pernah konsisten sehingga tidak pernah ada kesimpulan yang berlaku secara umum.
Karena itu peneliti tetap tidak menyarankan orang-orang yang sedang beser untuk buru-buru minum kopi dengan harapan masalahnya akan teratasi. Bagi siapapun, konsumsi minuman berkafein kuncinya adalah porsi sedang alias tidak boleh berlebihan.
(up/ir)
