Seperti penuturan ahli gizi Rita Ramayulis DCN, MKes, kondisi tubuh tidak bugar pasca berpuasa bisa terjadi pada orang yang tidak menerapkan prinsip gizi seimbang saat puasa. Ia mengatakan, sejatinya jumlah kebutuhan energi ketika berpuasa dan tidak sama saja.
Tetapi, pada orang-orang tertentu energi yang masuk ke dalam tubuh bisa lebih tinggi terutama bagi yang gemar mengonsumsi kudapan manis dan gorengan. Rita menambahkan, salah satu tujuan puasa yakni mengistirahatkan organ selama beberapa jam lalu waktu makan dibatasi, apalagi diselingi dengan waktu tidur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain prinsip gizi seimbang, memenuhi kebutuhan cairan sebaiknya dijadikan salah satu prioritas. Sebab, dikatakan Rita cairan tidak bisa disimpan dalam waktu lama di tubuh karena kemampuan tubuh menyimpan cairan terbatas. Berbeda dengan makanan yang bisa disimpan di dalam tubuh lebih lama.
"Kalau seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan cairan saat berbuka dan sahur, akibatnya sel kulit menjadi haus terus, nanti kelihatan keriput, tidak elastis, kering. Maka dari itu penting memenuhi kebutuhan cairan saat buka dan sahur," papar dosen jurusan Gizi Poltekkes II Jakarta ini.
"Jika prinsip gizi seimbang, pemenuhan cairan, dan tetap melakukan aktivitas fisik nggak diikuti, habis puasa saat lebaran justru sakit, sistem imun rendah, bobot bertambah, status kulit menjadi lebih kering, muka lebih keriput dan tidak segar serta terjadi penurunan kebugaran," tandas Rita.
(rdn/ajg)











































