"Penggunaan antibiotik tidak rasional, baik pada hewan maupun manusia, bisa menimbulkan resistensi atau jadi tidak mempan. Kita khawatir jumlah antibiotik resisten bertambah," ujar Menteri Kesehatan RI, dr Nafsiah Mboi, SpA, MPH, ditemui usai menghadiri 'Global Meeting on Infectious Diseases' di Hotel Shangrila, seperti ditulis pada Jumat (22/8/2014).
Menurut Nafsiah, penggunaan antibiotik pada hewan secara sembarangan masih sering dilakukan. Padahal efeknya bisa sampai pada manusia, apabila hewan tersebut terkena penyakit maka ia bisa jadi kebal pada antibiotik tersebut. Akibatnya muncullah zoonosis, penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia dan sebaliknya.
"Pengusaha hewan pakai antibiotik untuk menggemukkan sapi, ayam, kambing, juga domba, lalu menyebabkan resistensi," paparnya.
Sementara pada manusia, Nafsiah menyoroti masih banyak pula dokter memberikan antibiotik pada pasien yang sebenarnya tak membutuhkan. Ini juga dapat membuat pasien menjadi resisten.
"Di Indonesia ada juga dokter kasih antibiotik untuk flu. Padahal flu itu virus, ya tidak pengaruh pakai antibtiotik," imbuh Nafsiah.
Untuk mencegah perluasan resisten antibiotik, Nafiah merasa perlu dibuat action plan berupa regulasi. Misalnya regulasi agar hewan bisa gemuk tanpa pakai antibiotik. Begitu juga dengan manusia, harus dibuat regulasi yang mengatur agar antibiotik tak bisa sembarangan dibeli di apotek.
"Kita nanti bikin roadmap untuk mengurangi secara bertahap, sehingga penggunaan antiobiotik bisa rasional," tutup Nafsiah.
(ajg/up)