Atalia Praratya Gugat Cerai Ridwan Kamil, Ini 7 Fakta Perceraian setelah Lama Menikah

Atalia Praratya Gugat Cerai Ridwan Kamil, Ini 7 Fakta Perceraian setelah Lama Menikah

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Senin, 15 Des 2025 14:30 WIB
Atalia Praratya Gugat Cerai Ridwan Kamil, Ini 7 Fakta Perceraian setelah Lama Menikah
Atalia Praratya menggugat Ridwan Kamil. (Foto: Febri/detikHOT)
Jakarta -

Sejumlah tokoh yang sudah melangsungkan pernikahan hingga puluhan tahun belakangan memilih cerai, termasuk Atalia Praratya. Kabar mengejutkan dari perempuan yang akrab disapa Bu Cinta.

Ia menggugat cerai suaminya, Ridwan Kamil. Informasi ini dikonfirmasi sudah teregistrasi di Pengadilan Agama (PA) Bandung. Didaftarkan melalui kuasa hukum wanita berusia 52 tahun itu.

"Betul, informasinya memang demikian," kata Panitera PA Bandung Dede Supriadi saat dikonfirmasi detikJabar via telepon, Senin (15/12/2025)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari kasus tersebut, perceraian pada pasangan usia lanjut (gray divorce) sering memicu spekulasi dan stigma. Banyak orang mengaitkannya dengan krisis paruh baya, perselingkuhan, atau keputusan impulsif. Namun, kenyataannya jauh lebih kompleks.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari Psychology Today, seorang pria yang menceraikan istrinya setelah lebih dari 40 tahun menikah menegaskan, perceraian di usia tua bukan keputusan mendadak. Ia memilih berpisah bukan karena orang ketiga, melainkan karena tekanan emosional bertahun-tahun yang perlahan menggerogoti kesehatan fisik dan mentalnya.

Sejumlah studi menunjukkan fakta-fakta penting tentang gray divorce:

Tren 'Gray divorce' meningkat

Angka perceraian usia di atas 50 tahun memang meningkat sejak 1990, tetapi tetap lebih rendah dibanding kelompok usia di bawah 50. Kenaikan ini sebagian dipengaruhi generasi boomer yang lebih terbuka terhadap perceraian dibanding generasi sebelumnya.

Faktor risiko terbesar

Riwayat pernikahan adalah faktor risiko terbesar, bukan peristiwa seperti anak sudah dewasa. Mereka yang pernah bercerai dan menikah kembali, terutama dalam pernikahan berusia pendek, jauh lebih berisiko bercerai lagi.

Kondisi ekonomi

Kondisi ekonomi relatif baik justru melindungi pernikahan usia lanjut. Perceraian lebih sering terjadi pada pasangan dengan tingkat pendidikan lebih rendah atau yang pengangguran, bukan pensiun. Tekanan ekonomi sering mempercepat keretakan hubungan.

Konflik dan perselingkuhan

Akar kegagalan pernikahan panjang biasanya tertanam sejak lama. Perselingkuhan atau konflik di akhir pernikahan sering kali merupakan gejala, bukan penyebab utama.

Dampak pada anak

Anak tetap terdampak, meski sudah dewasa. Perceraian orang tua dapat memengaruhi hubungan emosional anak dewasa dengan ayah atau ibu, serta mengubah dinamika keluarga.

Memicu kesedihan jangka panjang

Kesedihan bisa bertahan lama, bahkan jika perceraian dianggap pilihan terbaik. Banyak yang merindukan kebersamaan keluarga besar yang hilang, meski hidup terasa lebih sehat setelah berpisah.

Awal yang positif

Ada kemungkinan akhir yang positif. Beberapa orang menemukan ketenangan, kesehatan yang lebih baik, bahkan cinta baru di usia senja setelah melalui perceraian.

Kesimpulannya, gray divorce jarang terjadi karena dorongan sesaat. Ia lebih sering menjadi hasil akumulasi ketidakbahagiaan panjang, pilihan terakhir untuk bertahan hidup secara emosional dan fisik. Meski menyakitkan, bagi sebagian orang, perceraian di usia lanjut justru membuka jalan menuju kehidupan yang lebih sehat dan bermakna.

Saksikan Live DetikSore:

Lihat juga Video 'Lisa Mariana ke Istri Ridwan Kamil: Saya Minta Maaf':

Halaman 2 dari 2
(naf/naf)

Berita Terkait