Penghargaan tersebut dianugerahkan kepada Prof John O'Keefe, Edvard Moster dan May-Britt Moster atas jasanya melakukan penelitian yang menemukan penjelasan bagaimana otak membuat map atau peta di lingkungan yang sangat kompleks. Pemberian penghargaan tersebut dilakukan pada hari Senin (6/10) malam kemarin, dan bertempat di Karolinska Institute, Swedia.
"Penemuan yang dilakukan oleh ketiga peneliti ini membuat kita mengerti bahwa di dalam otak, ada bagian tertentu yang menjadi sistem navigasi kita. Sehingga kita tahu di mana kita berada dan ke mana kita akan melangkah," tutur Prof Ole Kiehn, anggota komite Nobel Kesehatan sekaligus Profesor di Karolinska University.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Edvard dan May-Britt adalah pasangan peneliti asal Trondheim, Norwegia. Mereka bekerja sama dengan Prof O'Keefe untuk merekam aktivitas apa saja yang terjadi di bagian hippocampus otak tersebut. Penelitian mereka pun berujung pada ditemukannya bagian otak yang mengatur sistem navigasi.
Bagian tersebut bernama Grid Cells, terletak di bagian entorhinal cortex otak dan terus menerus bekerja untuk membuat peta berdasarkan apa yang kita lihat di sekitar. Bagian otak ini pula yang memberi tahu kita sedang berada di mana, sudah pernah ke mana dan akan ke mana kita pergi.
May-Britt mengaku langsung menari dan minum sampanye ketika diberi kabar bahwa ia akan memenangkan hadiah Nobel Kesehatan. Bahkan dalam tayangan televisi Norwegia, terlihat rekan-rekan kerjanya menari dan menyanyikan "Selamat Nobel Untukmu" dengan irama seperti "Selamat ulang tahun."
"Ini sangat hebat, ini gila! Aku hanya menari dan menari dan berteriak. Aku tak pernah menyangka akan memenangkan sebuah hadiah Nobel," tutur May-Britt.
Sementara itu, Prof John O'Keefe mengaku sangat kaget ketika diberi kabar ia memenangkan Nobel Kesehatan. Menututnya, ia memiliki karir yang lompat-lompat dari belajar musik klasik, belajar aeronautik ketika kuliah sebelum akhirnya masuk ke bagian filosofi dan psikologi.
"Aku kaget. Aku masih kaget hingga sekarang," tuturnya singkat.
Prof Bill Harris, Kepala Departemen Fisiologi dan Pengembangan Neurosains di Britain's University of Cambridge mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan ketiga orang ini sudah merevolusi pemahaman orang-orang soal otak. Mereka juga sudah membuka peluang penelitian baru bagi yang ingin melanjutkan penelitian mereka.
"Penelitian ini membuka pintu baru soal otak, ingatan dan pengaruhnya terhadap sistem navigasi. Bagian inilah yang diserang ketika seseorang mengalami demensia akibat alzheimer, dan membuat orang lupa arah atau pikun," tuturnya, dikutip dari Reuters, Selasa (7/10/2014).
(mrs/vit)











































