Dalam penelitian tersebut, peserta adalah orang-orang yang tidak secara rutin mengonsumsi kafein. Mereka menerima plasebo (tablet kosong) dan tablet kafein sebanyak 200 mg yang kandungannya sama dengan secangkir besar kopi. Setelah itu mereka diberi waktu selama lima menit untuk mengingat beberapa gambar.
Keesokan harinya, kelompok yang telah diberi kafein diujikan untuk mengetahui seberapa baik mereka mengingat gambar-gambar di hari sebelumnya dibanding dengan kelompok yang tidak diberi tablet kafein. Ternyata kelompok yang diberikan tablet kafein sebelumnya secara signifikan lebih baik mengingat gambar-gambar tersebut dibanding dengan kelompok lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kebiasaan meminum kopi secara berlebihan tidaklah baik. Hal tersebut senada dengan pernyataan Dr Ashok Jansari, seorang psikolog di University of East London. Ia tidak menyarankan seseorang mengonsumsi kafein lebih dari 200mg atau secangkir besar kopi meskipun dapat menguatkan memori pada otak.
"Saya tidak menyarankan seseorang untuk mengonsumsi kafein secara berlebihan apalagi melebihi dari 200 mg karena akan memberikan dampak negatif bagi peminumnya," ujar Dr Ashok Jansari, dikutip dari Mirror, Rabu (15/10/2014).
Temuan mengenai kafein menunjukkan bahwa kafein dapat membuat pengaturan otak menjadi lebih efisien dan menyebabkan seseorang dapat lebih fokus. Tetapi beberapa peneliti masih tidak yakin tentang mekanisme fungsi kafein dalam otak dan bagaimana kafein dapat meningkatkan fungsi dan daya ingat.
"Kafein mungkin masih bermanfaat untuk membantu lebih fokus saat belajar karena membantu memproses memori dalam otak, akan tetapi cara terbaik untuk meningkatkan konsentrasi adalah dengan tidur, yang bisa saja terganggu prosesnya jika Anda mengonsumsi kafein terlalu dekat dengan waktu tidur Anda, tutur Dr Anders Sandberg, ahli saraf dari University of Oxford.
(rsm/vit)











































