Beda Tempat, Beda Pula Karakteristik Penyakit Malaria di Indonesia

Beda Tempat, Beda Pula Karakteristik Penyakit Malaria di Indonesia

- detikHealth
Rabu, 17 Des 2014 19:35 WIB
Beda Tempat, Beda Pula Karakteristik Penyakit Malaria di Indonesia
Illustrasi: Thinkstock
Pangandaran - Sebagai salah satu negara tropis, Indonesia masih menjadi negara dengan endemis penyakit bersumber nyamuk terbanyak seperti malaria. Pakar mengatakan bahwa meski sama-sama malaria, karakteristik penyakit tersebut berbeda-beda tergantung tempatnya.

Lukman Hakim, Kepala Loka Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Pangandaran mengatakan bahwa penyakit malaria yang ada di Indonesia terbagi menjadi 4 tipe besar. Yakni malaria falciparum, malaria vivax, malaria opale dan malaria malariae. 4 Tipe ini dinamakan berdasarkan virus yang dibawa oleh nyamuk.

"Jadi kalau malaria falciparum itu malaria yang banyak terjadi di daerah Barat Indonesia, Pangandaran misalnya dulu. Kalau di Timur, Papua dan sekitarnya itu biasanya virusnya Opale atau Malariae," tutur Lukman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Malaria falciparum dikatakan Lukman sempat mewabah di Pangandara pada medio 1990-an hingga pertengahan 2000-an. Malaria ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian langsung.

Virus falciparum yang masuk ke tubuh manusia akan langsung menyerang pembuluh darah. Akibatnya pembuluh darah akan bocor dan menyebabkan bintik merah di sekitar tubuh. Karena bocor, cairan darah pun banyak yang keluar.

"Banyak darah keluar akan menghambat sirkulasi darah. Jadinya darah mengental dan dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Itu sebabnya banyak pengidap malaria falciparum yang meninggal karena stroke, karena aliran darah ke otaknya tersumbat," urai Lukman.

Sementara malaria opale dan malariae yang mewabah di bagian Indonesia Timur tidak dapat menyebabkan kematian. Lukman menjelaskan bahwa malaria jenis ini memang tidak berbahaya, namun waktu penyembuhannya lebih lama dari malaria lainnya.

"Karena malaria ini tidak menyerang pembuluh darah, tapi menyerang liver. Akibatnya liver membengkak dan fungsinya terganggu. Sehingga kematiannya bukan kematian langsung, tapi kematian akibat penyakit penyerta seperti infeksi liver," tandasnya.

(mrs/vit)

Berita Terkait