Minuman Bersoda Dikaitkan dengan Gagal Ginjal, ASRIM Nyatakan Prihatin

Jakarta -

Sebuah penelitian mengaitkan minuman berkarbonasi atau soft drink dengan peningkatan risiko penyakit ginjal kronis. Terkait hal itu, Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) menyatakan keprihatinan.

Dalam rilisnya, ASRIM menyayangkan bahwa kesimpulan yang menyebut minuman berkarbonasi sebagai penyebab penyakit gagal ginjal kronis tidak disertai dengan bukti penelitian ilmiah yang mendalam dan teruji secara klinis.

Merujuk hasil kajian dari US National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Desease, ASRIM menyatakan bahwa risiko penyakit ginjal kronis disebabkan oleh berbagai faktor risiko, yakni diabetes, tekanan darah tinggi, dan sejarah medis keluarga yang mengidap gagal ginjal.

"Hal ini dapat membentuk persepsi yang salah di tengah masyarakat," ungkap Triyono Prijosoesilo, Ketua ASRIM, dikutip dari rilisnya kepada wartawan, Jumat (16/1/2014).

ASRIM mengimbau masyarakat untuk tetap bijaksana dalam menentukan pilihan asupan makanan dan minuman dan mulai membiasakan gaya hidup aktif. Menjaga asupan cairan dan minum air putih sangat direkomendasikan sebagai solusi penting dan sederhana untuk menghindari terbentuknya batu ginjal.

Sebelumnya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Prof Dr Tjandra Yoga Aditama mengungkap hasil penelitian terbaru tentang Minuman Ringan Berpemanis dan Berkarbonasi (MRPK). Penelitian tersebut mengungkap konsumsi minuman berkarbonasi penduduk Indonesia mencapai 2,4 gram/orang/hari.

Temuan lainnya menyebut bahwa risiko untuk menderita Penyakit Ginjal Kronis (Gagal Ginjal) pada orang yang mengonsumi minuman berkarbonasi lebih dari sekali per hari selama beberapa tahun adalah 6,45 kali dibanding dengan orang yang tidak minum minuman berkarbonasi.

(up/vit)