Meski Angka DBD di DKI Menurun, Kadinkes Imbau Agar Warga Tetap Waspada

Jakarta -

Hingga akhir tahun 2014, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah DKI Jakarta mencapai angka 865 kasus. Namun, jumlahnya menurun hingga tanggal 4 Februari jumlah kasus DBD di DKI Jakarta tercatat 370 kasus. Meski begitu, Kepala Dinas Kesehatan DKI berpesan agar masyarakat tetap waspada terhadap DBD.

"Harus tetap dilakukan pencegahan DBD dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), air tergenang segera dihilangkan, kemudian melapor bila ada yang kena DBD di sekitarnya," pesan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr R. Koesmedi Priharto, SpOT, MKes.

Lebih lanjut, Koesmedi menuturkan jika ada anggota keluarga terutama anak yang mengalami demam disertai pusing dan sakit perut maka segera dibawa ke puskesmas. Hal tersebut disampaikan Koesmedi usai membuka acara Program Edukasi Konsumsi Gula, Garam, lemak, dan Baca Label Kemasan di Kantor Dinas Kesehatan, Jl Kesehatan, Jakarta Pusat, Kamis (5/2/2015).

Baca juga: Menkes: Jam 10 Pagi dan Sore Hari Paling Rawan Gigitan Nyamuk DBD

Koesmedi menambahkan sampai saat ini pun pemantauan kasus DBD dilakukan sepanjang hari selama 24 jam. Terkait faktor apa yang menyebabkan penurunan kejadian DBD di DKI, Koesmedi menuturkan hingga saat ini masih dilakukan evaluasi.

"Apakah memang meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mencegah DBD, PSN-nya, atau memang angkanya belum diinput. Jadi, kita masih turunkan tim gerak cepat untuk ambil data di puskesmas dan RS," lanjut Koesmedi.

Hal yang pasti menurut Koesmedi PSN akan tetap rutin dilakukan setiap hari Jumat. Rencananya, Jumat (13/2) akan diadakan gerakan PSN nasional. Agar DBD tidak mewabah di DKI Jakarta, Koesmedi tetap menggalakkan program PSN dan akan membuat program Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di tingkat SD.

"Kebanyakan angka tertinggi kena DBD di DKI itu anak usia 7-12 tahun, usia SD. Maka, akan dibuat program Jumantik di SD. Apalagi kan nyamuk DBD itu mengigitnya siang jam 10 ke atas dan sore jam 3 ke atas dan kemungkinan itu bisa terjadi pada jam waktu sekolah," kata Koesmedi.

Baca juga: Sama-sama Bergejala Demam Tinggi, DBD Kerap Disangka Typus

(rdn/ajg)