Rentan 'Terguncang', Atlet Usia SMA Perlu Diawasi Kesehatan Mentalnya

Rentan 'Terguncang', Atlet Usia SMA Perlu Diawasi Kesehatan Mentalnya

- detikHealth
Rabu, 04 Mar 2015 11:32 WIB
Rentan Terguncang, Atlet Usia SMA Perlu Diawasi Kesehatan Mentalnya
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Dallas -

Masalah gegar otak dan beragam cedera fisik pada atlet kelompok usia Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi perhatian utama bagi para pelatih dan orang tua. Padahal menurut ahli masalah mental seperti depresi, gangguan makan, bullying, dan penyalahgunaan narkotika juga harus mendapat perhatian.

Pedoman kesehatan baru dari National Athletic Trainers’ Association dan Youth Sports Safety Alliance, Dallas, Amerika Serikat, menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda tekanan mental pada atlet remaja. Timothy Neal sebagai kepala komite penyusun pedoman tersebut mengatakan lebih banyak atlet yang membutuhkan perawatan mental daripada atlet gegar otak.

Baca juga: Tidak Hanya Atlet Tua, Atlet Remaja Juga Rentan Cedera

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gegar otak pada adalah masalah besar dan harus ditangani secara serius. Tapi pengalaman saya 35 tahun menjadi pelatih menunjukkan setidaknya Anda akan menemukan empat atau lima kali lebih banyak atlet yang membutuhkan pelayanan kesehatan mental daripada atlet yang memulihkan diri dari gegar otak," ujar Neal seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (4/3/2015).

Selain menghadapi tekanan sehari-hari di sekolah, atlet remaja banyak menghadapi situasi yang bisa memicu masalah mental. Masalah-masalah tersebut di antaranya seperti dikucilkan teman satu tim, mendapat perhatian media, dan persaingan dengan atlet lain untuk beasiswa.

Dr. Margot Putukian, direktur kedokteran atletik dari Princeton University mengatakan bahwa perubahan perilaku tak wajar pada atlet harus diwaspadai dan diintervensi jika memang diperlukan.

"Jika seseorang menjadi penyendiri mengisolasi dirinya tidak menghabiskan waktu bersama teman dan kesulitan tidur dalam jangka waktu lama, maka Anda harus khawatir," kata Putukian.

Atlet yang dibully dapat dilihat dari cedera yang tak bisa dijelaskan, sering kehilangan harta benda, dan sering mengeluh pusing atau sakit perut. Untuk mereka yang depresi tandanya bisa dilihat dari antusiasme yang semakin pudar, biasanya depresi ini juga berkaitan dengan masalah penyalahgunaan narkotik.

Masih banyak petunjuk lainnya dalam pedoman yang dapat dikenali oleh orang tua dan pelatih. Pedoman tersebut telah dipublikasi di Journal of Athletic Training dan diharapkan dapat membantu menyediakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh para atlet remaja.

Baca juga: Tak Cuma Mental, Depresi Juga Berkaitan Erat dengan Kondisi Fisik

(fds/vit)

Berita Terkait