Ada Hubungan Vitamin D dengan Tingkat Depresi

Ada Hubungan Vitamin D dengan Tingkat Depresi

- detikHealth
Jumat, 20 Mar 2015 09:31 WIB
Ada Hubungan Vitamin D dengan Tingkat Depresi
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta - Vitamin D merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang dan fungsi otot. Defisiensi vitamin tersebut seringkali dikaitkan dnegan gangguan fungsi kekebalan tubuh, beberapa jenis kanker serta penyakit jantung.

Baru-baru ini sebuah studi dari Oregon State University (OSU) menunjukkan adanya hubungan antara tingkat vitamin D yang rendah dengan depresi pada wanita muda yang sehat.

"Kami menemukan bahwa wanita dengan tingkat vitamin D rendah lebih mungkin memiliki gejala klinis yang signifikan," kata David Kerr, profesor School of Psychological Science di OSU, dikutip dari oregonstate.edu, Jumat (20/3/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil studi ini konsisten ketika para peneliti memperhitungkan penjelasan lain yang mungkin terjadi seperti waktu yang dipakai untuk menghabiskan waktu di luar rumah.

Vitamin D secara alami didapatkan tubuh dari sinar matahari langsung. Dapat pula ditemukan pada beberapa makanan termasuk susu, atau dapat pula dari bentuk suplemen. Jumlah vitamin D yang dianjurkan per haru adalah 600 IU.

Baca juga : Studi: Kurang Asupan Vitamin D Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Psychiatry Research ini difokuskan pada 185 mahasiswi dengan rentang umur 18-25 tahun untuk berpatisipasi sepanjang tahun. Kadar vitamin D diukur dari sampel darah yang diambil setiap minggunya selama 5 minggu.

Para peneliti menemukan bahwa kadar vitamin D menurun ketika musim gugur dan mencapai tingkat yang rendah di musim dingin, dan meningkat di musim semi. Namun, tingkat depresi tidak menunjukkan sebagai pola yang jelas, sehingga para peneliti menyimpulkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait hubungan antara kekurangan vitamin D dan depresi di musim yang berbeda dalam kelompok yang lebih besar.

Peneliti mengatakan studi ini kurang menunjukkan kadar vitamin D yang rendah menyebabkan depresi. "Perlu dilakukan uji klinis tahap selanjutnya untuk memeriksa apakah suplemen vitamin D dapat membantu mencegah atau meredakan depresi dalam memahami hubungan antara keduanya," ujar Kerr.

Walaupun belum dilakukan uji klinis terkait hubungan tersebut, para peneliti OSU tetap menganjurkan untuk mengonsumsi suplemen vitamin D ketika dalam musim-musim tertentu.

"Suplemen vitamin D itu harganya murah dan telah tersedia. Walaupun belum terlihat sebagai alternatif dalam menekan depresi, namun vitamin D ini sangat baik untuk kesehatan tubuh," tutur Kerr.

Baca juga : Konsultasi Gizi: Asupan Agar Tulang Kuat (Radian Nyi Sukmasari/AN Uyung Pramudiarja)

Berita Terkait