Tiara Savitri, Ketua YLI, mengatakan terselenggaranya festival film ini merupakan hasil kerja sama dengan Dewan Kreatif Rakyat (DKR). Tahun ini merupakan ketiga kalinya acara yang bernama International Film Festival for Environment, Health and Culture (IFFEHC) digelar.
"Kenapa festival film? Kan nggak ada hubungannya dengan lupus? Nah di sini kami sengaja membuat penasaran. Jadinya nanti orang-orang akan mencari tahu, apa sih lupus itu? Penyakit apa? Dan kami harap informasi seputar lupus jadi lebih banyak diketahui masyarakat," tutur Tiara, dalam konferensi pers di gedung Pusat Kebudayaan Rusia, Jl Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Selatan, Rabu (6/5/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Damien Dematra, pendiri dan Direktur Festival IFFEHC mengatakan minat sineas atau insan perfilman Indonesia terhadap film dengan tema kesehatan masih sangat minim. Padahal film merupakan salah satu media paling efektif untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kewaspadaan soal penyakit, termasuk penyakit berbahaya seperti lupus.
"Festival ini sudah berjalan tiga tahun, dan tidak ada satu pun film yang berasal dari Indonesia. Filmnya datang dari luar negeri dan mengangkat tema penyakit seperti HIV-AIDS, kanker dan lain lain," urainya.
Dalam festival kali ini, para odapus (orang yang hidup dengan lupus) bertindak sebagai penyelenggara. Selain mengadakan festival film, rencananya pada tanggal 10 Mei nanti mereka juga akan mengadakan happening art di Car Free Day Jakarta.
IFFEHC sendiri rencananya akan dilangsungkan pada tanggal 9 Juni hingga dengan 19 Juni 2015 mendatang. Festival ini gratis dan terbuka untuk umum, dan rencananya akan diselenggarakan di dua tempat yakni Pusat Kebudayaan Rusia dan Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Baca juga: Orang yang Sakit Lupus Ingin Naik Gunung? Bisa, Ini yang Harus Diperhatikan
(Muhamad Reza Sulaiman/Nurvita Indarini)











































