Studi yang dilakukan di Taiwan menyebut bahwa orang tua, baik ayah maupun ibu memiliki andil dalam kebiasaan minum minuman keras oleh remaja. Studi ini dilakukan karena kebiasaan minum minuman keras oleh remaja di Taiwan sudah sangat meresahkan.
"Taiwan memiliki toleransi yang cukup longgar bagi minuman keras. Namun bukan berarti remaja boleh mabuk-mabukan di jalan dan mengganggu masyarakat lain," tutur Hsing-Yi Chang, dari National Health Research Institutes, dikutip dari Reuters, Kamis (7/5/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chang dan rekan-rekannya melakukan penelitian kepada 4.000 remaja usia sekolah. Mereka diberikan pertanyaan soal kebiasaan minum minuman keras selama satu bulan ke belakang. Selain itu, mereka juga diminta untuk memberitahukan kebiasaan minum minuman keras orang tua mereka.
Para partisipan diminta untuk memberikan penilaian terhadap kebiasaan minum minuman keras orang tua mereka, mulai dari sangat sering hingga sangat jarang. Hasilnya, terdapat kaitan yang cukup signifikan antara kebiasaan minum minuman keras orang tua dengan remaja.
Remaja laki-laki memiliki risiko 39 hingga 73 persen tak minum minuman keras jika ayahnya melakukan hal yang sama. Sementara pada remaja perempuan, risikonya hanya 48-49 persen. Pada remaja perempuan, memiliki ibu yang tak minum minuman keras lebih efektif menurunkan risiko, hingga 77 persen.
"Pada remaja laki-laki, memiliki ayah yang anti terhadap minum minuman keras memiliki efek yang lebih kuat daripada ibu. Sementara pada anak perempuan, ayah dan ibu sama-sama memiliki peranan, meskipun pengaruh ibu sedikit lebih kuat," tutur Chang.
Ina Koning, asisten profesor bidang ilmu sosial di Utrecht University Belanda mengatakan bahwa ayah memang lebih berpengaruh pada kebiasaan minum minuman keras. Bisa jadi, hal ini terjadi karena lebih banyak ayah yang minum minuman keras daripada ibu.
"Tapi baik ayah maupun ibu harus merubah perilakunya. Tak mungkin melarang anak minum minuman keras jika perilaku orang tua masih sering mabuk, apalagi di depan anak-anaknya," tutur Koning, yang tak terlibat dalam penelitian.
Baca juga: Meski Ada yang Mengandung Alkohol, Jamu Berbeda dengan Miras
(rsm/up)











































