Penelitian yang diterbitkan dalam Hearing Research, melalui serangkaian percobaan terhadap orang buta dan normal, menanyakan kepada mereka keberadaan objek di kiri atau kanan mereka.
Dalam percobaan, suara dimanipulasi dengan berbagai cara dalam 'virtual auditory space' untuk memberi kesan objek berada di berbagai posisi yang berbeda dalam ruang. Studi ini menemukan bahwa orang dapat menemukan objek secara akurat hanya jika mereka memiliki pendengaran frekuensi tinggi yang baik di kedua telinga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Daniel Rowan, penulis utama dan dosen audiologi di University of Southampton mengatakan hal ini bisa memengaruhi orang tua yang mengalami gangguan pendengaran karena mereka cenderung kehilangan pendengaran pada frekuensi tinggi di kedua telinga.
"Kami ingin mendapatkan insight dari bentuk-bentuk gangguan pendengaran yang dapat memengaruhi pengguna gema untuk menemukan benda. Hasil studi kami menunjukkan bahwa mereka akan mengalami kesulitan dan harus berjuang," ujar dr Rowan yang dikutip dari BBC News pada Selasa (12/5/2015).
Rowan mengatakan layanan bantuan mendengar cenderung fokus pada seberapa baik seseorang dapat mendengar ucapan. "Penelitian kami menunjukkan bahwa layanan tersebut juga perlu mempertimbangkan apakah seseorang perlu mendengar gema dalam kehidupan sehari-hari mereka atau tidak," imbuhnya.
Dicontohnya oleh Rowan adalah misalnya mereka mungkin perlu alat bantu dengar di kedua telinga, meskipun tren yang sedang berkembang di beberapa negara hanya menggunakan satu alat bantu.
Mendengar gema (echoes) mirip dengan teknik yang digunakan oleh kelelawar dan lumba-lumba untuk mengetahui lokasi objek.
Baca juga: Infeksi Virus Juga Bisa Picu Gangguan Pendengaran
(ajg/ajg)











































