Tim peneliti yang berasal dari berbagai negara melakukan analisis sampel darah dan jaringan pada lebih dari 60 ribu orang yang tinggal di seluruh dunia. Dari 22 ribu gen yang diteliti, satu seperempat di antaranya menunjukkan tanda yang jelas dari variasi musiman.
Baca juga: Idap Kelainan Genetik Langka, Grace Tak Bisa Jalan dan Bicara
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada musim dingin, gen orang-orang yang tinggal di belahan bumi utara dan selatan menjadi lebih aktif. Pola berbeda ditemukan pada orang-orang yang tinggal di dekat garis khatulistiwa. Kekebalan tubuh atau peradangan meningkat pada musim hujan dan banyak ditemukan penyakit malaria.
"Penemuan dapat menjelaskan mengapa orang-orang cenderung terkena penyakit tertentu pada waktu-waktu tertentu," ucap Prof John Todd, dari Universitas Cambridge, Inggris.
"Peradangan bisa menyebabkan kondisi-kondisi seperti radang sendi, diabetes tipe 1 dan penyakit jantung, yang memuncak pada musim dingin di negara-negara seperti Inggris. Dan aktivitas gen terlibat dalam peningkatkan peradangan tersebut," imbuhnya.
Prof Todd juga mengatakan susah untuk menjelaskan secara pasti hal yang terjadi, karena terdapat banyak faktor yang memengaruhi seseorang terkena penyakit. Nutrisi dan stres juga bisa memengaruhi fungsi gen.
Selain itu, pergantian musim juga bisa memengaruhi perubahan pada mikroba usus, seperti yang diungkapkan oleh Tim Spector, profesor epidemiologi genetik di King's College London.
Baca juga: Musim Hujan Mendekati Nepal, UNICEF Peringatkan Bahaya Krisis Kedua
(ajg/up)











































