Peneliti Tengah Kembangkan Fungsi Ekstasi Sebagai Psikoterapi

Peneliti Tengah Kembangkan Fungsi Ekstasi Sebagai Psikoterapi

- detikHealth
Kamis, 28 Mei 2015 18:01 WIB
Peneliti Tengah Kembangkan Fungsi Ekstasi Sebagai Psikoterapi
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Ekstasi termasuk dalam kelompok zat psikoaktif yang kerap disalahgunakan. Namun, baru-baru ini peneliti tengah meneliti kemungkinan ekstasi sebagai obat untuk meringankan kecemasan pada pasien.

Setidaknya, ada 12 peserta yang sedang menderita penyakit parah seperti kanker dan diharapkan bisa menambah masa hidupnya lagi setidaknya 9 bulan. Mereka akan berpartisipasi dalam percobaan double-blind selama satu tahun di Santa Cruz, demikiam dikatakan Brad Burge, juru bicara Multidisciplinary Association untuk Psychedelic Studies Santa Cruz.

"Peraturannya setiap peserta akan secara acak diberikan dosis rendah hingga penuh yaitu 125 mg MDMA atau plasebo aktif berdosis 30 mg," ucap Birge, dikutip dari Reuters, Kamis (28/5/2015)

Burge mengatakan tujuan penelitian ini untuk menguji apakah pasien sakit parah bisa diredam kecemasannya, menghilangkan ketakutan dan diagnosis dengan psikoaktif ilegal ini. Ia berharap peserta penelitian bisa merasakan kedamaian selama sesi percobaan psikoterapi ekstasi ini.

Baca juga: Konsumsi Ekstasi Saat Pesta, Gadis Ini Kena Serangan Jantung dan Meninggal

Dr Philip Wolfson, selaku peneliti utama mengatakan kepada surat kabar San Francisco Chronicle bahwa efek MDMA bisa bertahan empat hingga lima jam dalam mengontrol tubuh peserta. "Ini adalah zat yang bisa berguna jika Anda menggunakannya dengan bijak. Sangat efektif, seperti psikoterapi," kata Dr Wolfson.

MDMA atau ekstasi adalah jenis obat-obatan psikoaktif yang sangat dilarang di bawah hukum federal negara selama beberapa dekade. Sementara Drug Enforcement Administration menolak berkomentar tentang hal ini. The Food and Drug Administration dan peraturan FDA melarang lembaga untuk mengungkapkan informasi tentang obat yang sedah dikembangkan dan dipelajari ini.

Meski begitu, peneliti sebelumnya tetap menelusuri temuannya dan hasil diharapkan bisa muncul dalam waktu 12 sampai 15 bulan. Burge mengatakan hipotesis kali adalah bahwa segala sesuatu yang ditimbulkan oleh MDMA adalah menunjang agar psikoterapi bisa lebih cepat dan mudah.

Ia menambahkan, dengan dosis MDMA yang lebih rendah, mungkin bisa memberi manfaat pada peserta.Bagi penerima dosis penuh masih memiliki kemungkinan untuk mengambil dosis lain yaitu 62,5 mg pada tiap sesinya.

(Radian Nyi Sukmasari/Nurvita Indarini)

Berita Terkait