Perempuan yang lahir pada 19 Januari 1983 ini mengisahkan kehilangan sebelah mata tentu bukan perkara mudah. Apalagi ketika kemudian, dirinya harus kembali berjibaku melawan kanker di usia 16 tahun.
Mulanya kaki Alvita bengkak dan terasa nyeri luar biasa. Kondisi itu membuatnya sulit berjalan. Kanker PNET yang menyerangnya, membuat Alvita harus melalui proses pengobatan panjang yang melelahkan dan menyakitkan. Kemoterapi sebanyak 6 seri, radioterapi hingga 55 kali, dan operasi berulang kali harus dijalani Alvita remaja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kisah Wanda Hamidah 'Perang' Batin Hadapi Tumor Jinak di Payudaranya
Karena ingin membantu banyak orang, Alvita muda bercita-cita menjadi dokter. Apalagi karena dulu dia beberapa kali keluar masuk rumah sakit, dia tahu benar bagaimana rasanya menjadi orang sakit yang harus berjuang melawan maut.
"Sakitnya bukan hanya fisik, tetapi juga mental. Tapi saya bersyukur saya bisa menghantam dua kali kanker," tambah alumnus Fakultas Kedokteran Tarumanagara ini yang kemudian mengambil Pendidikan Dokter Spesialis Bagian Ilmu Kedokteran Nuklir di Universitas Kedokteran Padjajaran Bandung.
dr Alvita mengatakan penyebab kanker tidak diketahui, namun 70 persen berhubungan dengan pola hidup dan pola makan yang tidak sehat. Paparan bahan kimia yang berlebihan dan stres yang tinggi juga menjadi faktor risiko.
"Belajar dari itu, saya berusaha hidup seimbang dan yang paling penting tidak stres. Stres mungkin pasti tadi datang, karena itu kita harus bisa memanajemen stres. Dan dengan menguatkan orang lain, saya justru bisa jadi lebih kuat ternyata," papar perempuan berkacamata ini yang sekarang sibuk menulis buku bersama suaminya.
Baca juga: Usai Mastektomi, Wanita Ini Terinspirasi Bikin Payudara Palsu dari Rajutan
(vit/vit)











































