Sanitasi Buruk dan Kurangnya Akses Air Bersih Ancam Kesehatan Anak-anak

Sanitasi Buruk dan Kurangnya Akses Air Bersih Ancam Kesehatan Anak-anak

Andara Nila Kresna - detikHealth
Kamis, 02 Jul 2015 09:34 WIB
Sanitasi Buruk dan Kurangnya Akses Air Bersih Ancam Kesehatan Anak-anak
Foto: Ilustrasi/detikcom
Jakarta - Mengonsumsi air tercemar dan buang air besar di tempat terbuka menjadi hal yang lazim di pedesaan negara-negara berkembang. Padahal hal ini bisa mengancam kelangsungan hidup dan memicu penyakit berbahaya untuk kesehatan.

Menurut laporan dari World Health Organization (WHO) dan UNICEF, satu dari tiga orang di seluruh dunia atau 2,4 miliar jiwa masih hidup tanpa fasilitas sanitasi. Itu pun termasuk 946 juta jiwa yang buang air besar di tempat terbuka, hal ini bisa meningkatkan risiko waduk dan sumur akan terkontaminasi.

Memperbanyak akses untuk membersihkan sumber air dan meningkatkan kebersihan adalah salah satu tujuan yang ditetapkan oleh PBB pada tahun 2000. Hal tersebut dilakukan dalam upaya memperbaiki kualitas hidup manusia. Perdebatan tentang upaya mencapai tujuan akan menjadi tema utama pada pertamuan tahunan pemimpin dunia sebelum United Nations General Assembly di bulan September.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan WHO dan UNICEF mencatat bahwa akses air minum bersih telah membaik dalam beberapa tahun terakhir disusul oleh tingkat kelangsungan hidup anak-anak yang kian membaik juga. Kurang dari 1.000 anak berusia 5 tahun meninggal dunia setiap harinya karena diare. Hal tersebut terjadi karena kebersihan air yang tidak memadai, sanitasi buruk bahkan kebiasaan buang air besar di tempat terbuka.

Baca juga: Ahli Mikrobiologi: Bakteri di Es Sebabkan Diare, Zat Kimianya Picu Kanker

Di sisi lain, laporan tersebut juga menunjukkan kemajuan sanitasi terhambat oleh kurangnya produk yang bisa dijangkau oleh rakyat miskin dan kebiasaan turun temurun buang air di tempat terbuka. Sampai saat ini, hanya 68 persen jiwa dari populasi dunia sadar dan paham betul manfaat dari fasilitas sanitasi.

"Semua orang harus memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang memadai dan kualitas air yang baik. Sudah terlalu banyak orang yang meninggal dunia akibat tertular oleh kuman dan penyakit yang berkembang biak di air kotor," ucap Maria Neira, direktur Departemen Kesehatan Masyarakat WHO, dikutip dari New York Times, Kamis (2/7/2015)

Pejabat kesehatan sedang gencar-gencarnya menghilangkan kebiasaan masyarakat untuk buang air besar sembarangan dan hal ini diyakini bisa tercapai di tahun 2030. Laporan ini menggambarkan betapa suramnya lingkungan anak-anak miskin di dunia terutama di pedalaman Asia dan Afrika.

"Akes air bersih sangat diperlukan masyarakat miskin. Jika kita ingin memperbaiki sanitasi secara universal, maka harus segera dilakukan demi kemajuan bersama," ucap Sanjay Wijesekera, kepala program air, sanitasi dan kebersihan global UNICEF.

Baca juga: Genangan Air di Mana-mana, Jangan Lupa Pakai Alas Kaki

(rdn/vit)

Berita Terkait