drg Susi R Puspitadewi, SpProst dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Moestopo mengatakan pengguna gigi tiruan tetap terancam memiliki bau mulut. Sebab, gigi tiruan terbuat dari bahan berpori yang memungkinkan adanya sisa makanan yang melekat dan mengundan bakteri.
"Bau mulut itu kan terjadi karena bakteri melepaskan sulfur. Bakteri ini hanya tumbuh pada kondisi gigi yang tidak bersih. Sementara gigi tiruan kan permukaannya berpori, sehingga memungkinkan ada sisa makanan yang melekat," tutur drg Susi, dalam temu media GSK Oral Health di Senayan Sentral III, Jl Asia Afrika, Jakarta Selatan, seperti ditulis Jumat (3/6/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan drg Susi bahwa secara umum puasa memang menyebabkan potensi bau mulut meningkat. Karena kurangnya asupan cairan, otomatis fungsi air liur akan berkurang.
Akibatnya proses self-cleansing atau pembersihan alami rongga mulut akan tidak maksimal. Iklim rongga mulut dan gigi yang kering merupakan tempat favorit bagi bakteri untuk berkembang biak dan menyebabkan bau mulut.
Karena sangat penting bagi pengguna gigi tiruan untuk membersihkan gigi mereka secara berkala. drg Susi mengatakan pembersihan bisa dilakukan kapan saja tanpa ada waktu khusus.
"Biasanya setelah makan, mungkin sehabis sahur atau berbuka. Atau sebelum tidur. Kapan saja yang penting harus dibersihkan," pungkasnya.
Baca juga: Trik Agar Tak Gampang Sakit Saat Berpuasa (mrs/up)











































