Studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Physiology & Behaviour ini menemukan bahwa membatasi asupan cairan saat sedang berada dalam perjalanan panjang dapat membuat pengendara sulit fokus dan kelelahan. Risiko pengendara melakukan membuat kesalahan atau human error saat berkendara juga menjadi lebih besar ketika mereka dalam kondisi dehidrasi, dibandingkan jika mereka sudah cukup minum.
Menurut para peneliti, banyak pengendara sengaja minum lebih sedikit agar tak sering buang air kecil. Padahal dehidrasi ringan mengurangi volume darah yang beredar di tubuh, yang dapat membuat pengendara merasa lesu dan mengubah fungsi kognitifnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diungkapkan oleh dr Tirta Prawita Sari, MSc, SpGK, dokter gizi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), bahwa dehidrasi atau kekurangan cairan bisa terjadi pada siapa saja. Kondisi ini ternyata juga sering dijumpai pada pemudik di bulan puasa.
"Pada pemudik baik yang melakukan perjalanan darat maupun laut, dehidrasi cukup menghantui," tuturnya, seperti ditulis pada Kamis (16/7/2015).
Untuk menangani dehidrasi, pemudik perlu memperhatikan asupan cairan, mengonsumsi makanan yang berimbang, jangan mengonsumsi makanan yang terlalu manis, tetapi pilih dengan sumber energi yang karbohidratnya kompleks seperti ubi, kentang, beras merah, roti gandum, dan lain-lain.
Baca juga: Musim Mudik di Depan Mata, Dokter Ingatkan Risiko Dehidrasi di Perjalanan
(ajg/up)











































