Efek Pertumbuhan Industri Tiongkok, Buah dan Udara Jadi Pemicu Kanker

Efek Pertumbuhan Industri Tiongkok, Buah dan Udara Jadi Pemicu Kanker

Firdaus Anwar - detikHealth
Jumat, 17 Jul 2015 14:19 WIB
Efek Pertumbuhan Industri Tiongkok, Buah dan Udara Jadi Pemicu Kanker
Ilustrasi (Foto: Aly Song)
Zhubugang - Pertumbuhan ekonomi Tiongkok bisa dibilang sangat cepat. Namun demikian ada efek samping dari hal ini dan rakyat kecil di pedesaan yang paling merasakannya.

Pabrik-pabrik industri tumbuh dengan subur meningkatkan limbah polusi yang tak jarang dibuang begitu saja ke lingkungan sekitar seperti yang terjadi di daerah Zhubugang.

Salah seorang warga, Yang Juqing (68), bercerita Zhubugang dulu terkenal sebagai penghasil beras dan ikan yang bagus di Tiongkok. Tapi karena daerah tersebut juga banyak mineral, kini banyak industri kimia berdiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Meski Maju, Tiongkok Punya 'Simpanan' Kasus Pencemaran Ekstrim

Dampaknya mulai terlihat ke tanaman penduduk karena ada limbah di air, logam berat di tanah, dan sulfur dioksida di udara. Kepada wartawan BBC Yang berusaha menunjukkannya dengan mengambil buah bligo di tanah, membelah buah, dan menunjukkan isinya yang busuk.

"Di desa ini banyak yang meninggal karena kanker. Tiga orang meninggal hanya berjarak beberapa bulan. Mereka semua masih muda. Tempat ini sangat beracun," kata Yang seperti dikutip dari BBC pada Jumat (17/7/2015).

Kasus polusi berat tak terjadi hanya di Zhubugang. Ahli mengatakan seperlima tanah dan air di Tiongkok setidaknya tercemar dan kualitas udara yang buruk jadi ancaman lebih bahaya dari rokok.

Pada Maret 2014 Perdana Menteri Li Keqiang membahas khusus isu polusi di depan kongres parlemen. Ia ingin mulai ada tindakan serius untuk menjaga kesehatan masyarakat.

"Pencemaran lingkungan adalah kutukan pada kualitas hidup masyarakat dan menjadi masalah berat di hati mereka. Kita harus melawannya dengan sekuat tenaga," pungkas Li.

Baca juga: Studi: Polusi Udara 'Bunuh' Lebih Banyak Korban dari AIDS dan Malaria (fds/up)

Berita Terkait