.webp)
Jika Anda mengeluh banyak nyamuk belakangan ini, Anda tidak sendirian. Buka saja social media, masukkan kata kunci 'nyamuk jakarta' dan temukan betapa paniknya warga ibukota menghadapi serbuan nyamuk-nyamuk 'kelaparan'.
"Nyamuk uda balik Jakarta lagi dari pulkam yah, mlm ini rame bgt nyamuknya," sindir pembawa acara Dave Hendrik di akun twitternya @davehendrik, seperti dikutip pada Kamis (23/7/2015).
Banyak dan agresifnyanya nyamuk-nyamuk membuat sebagian warga Jakarta yang baru saja pulang dari perjalanan mudik harus menghadapi sedikitnya dua masalah sekaligus, yakni kelelahan dan susah tidur karena dikerubuti nyamuk. Butuh kesabaran ekstra untuk menghadapi keganasan makhluk-makhluk kecil, bersayap, dan penghisap darah ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Waduh! Air Rendaman Batu Akik Jadi Sarang Nyamuk Demam Berdarah
Sebenarnya tidak terlalu mengejutkan jika belakangan ini populasi nyamuk di Jakarta mengalami peningkatan. Musim kemarau seperti saat ini menciptakan genangan-genangan air yang tidak mengalir, ditambah temperatur hangat yang sangat ideal untuk breeding atau perkembangbiakan nyamuk.
Ditambah lagi, dalam 2 pekan terakhir Jakarta ditinggal mudik sebagian besar penghuninya. Banyak rumah dibiarkan kosong tidak terurus, yang artinya sangat memungkinkan nyamuk-nyamuk tersebut berkembang biak tanpa gangguan.
Susah tidur sesungguhnya belum seberapa. Jika kondisi ini tidak teratasi maka dampaknya adalah peningkatan risiko penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Selain Demam Berdarah Dengue (DBD), juga ada chikungunya atau flu tulang, juga filariasis atau kaki gajah. Ketiganya masih sering ditemukan di Jakarta dan kota-kota penyangganya.
Apa yang sebenarnya sedang terjadi, dan bagaimana cara paling efektif mengatasi dampak keganasan nyamuk-nyamuk kelaparan ini? Topik hangat detikHealth hari ini akan mengupas habis serba-serbi serbuan nyamuk di Jakarta belakangan ini.
Baca juga: 'Nyamuk Raksasa' Numpang Eksis di Posko Mudik Kampung Rambutan
(up/up)
