5 Pengaruh Testosteron, Mulai dari Rambut Botak Hingga Ukuran Mister P

5 Pengaruh Testosteron, Mulai dari Rambut Botak Hingga Ukuran Mister P

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Kamis, 23 Jul 2015 08:36 WIB
5 Pengaruh Testosteron, Mulai dari Rambut Botak Hingga Ukuran Mister P
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Testosteron selama ini dikenal sebagai hormon laki-laki. Hormon ini berpengaruh terhadap sifat maskulin hingga tebal rambut di sekujur tubuh.

Namun tahukah Anda bahwa testosteron juga berpengaruh terhadap kebotakan seseorang? Selain itu bahwa testosteron juga memengaruhi ukuran penis?

Dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (23/7/2015) berikut 5 pengaruh testosterone bagi tubuh manusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Depresi

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari George Washington University ini dilakukan terhadap 200 responden pria berusia 20-77 tahun. Mereka diketahui tengah menjalani perawatan perbaikan kadar hormon testosteron karena rendahnya hormon tersebut di tubuh mereka.

Hasilnya, tim menemukan adanya depresi atau gejala yang mengarah ke depresi pada sekitar 56 persen responden yang menjalani perawatan. Selain itu, seperempat dari responden dalam penelitian ini juga memiliki tingkat obesitas yang tinggi dan aktivitas fisik yang rendah.

Gejala yang paling umum adalah disfungsi ereksi, penurunan libido, ereksi pagi yang lebih jarang, kurang berenergi, dan gangguan tidur.

2. Kebotakan

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Selain terkait faktor keturunan, kebotakan juga berkaitan dengan kesehatan tubuh. Sementara para ahli lainnya mengklaim efek ini mungkin disebabkan oleh kelebihan testosteron.

Penyebab utama kebotakan bisa diperoleh dari faktor psikologis terutama jika terjadi sebelum usia 20-an tahun. Peneliti mencurigai kebotakan pada laki-laki erat kaitannya dengan penyakit jantung, hipertensi dan kolesterol tinggi. Studi ini juga menemukan seseorang yang sering mengalami serangan jantung biasanya disertai dengan kebotakan.

Studi lain yang melibatkan 250 pria yang berusia 35 tahun sampai 65 tahun menemukan rata-rata 80 persen mereka pernah mengalami serangan jantung dan kebotakan.

3. Ukuran penis

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Dr Madeleine Castelanos, MD, penulis buku 'Penis Problems: A Man's Guide' mengatakan dengan bertambahnya usia, maka produksi hormon testosteron akan berkurang. Jika ditambah dengan aliran darah yang semakin berkurang, maka penis bisa menyusut hingga beberapa centimeter (cm).

"Ketika seorang pria berada di usia 60 hingga 70 tahun aliran darah serta produksi testosteran mereka akan berkurang. Penis pun akan menyusut kira-kira 1,5 cm," tutur Dr Castelanos.

Penyebab mengecilnya penis adalah karena berkurangnya elastisitas lapisan kolagen yang mengelilingi serabut bilik ereksi. Akibatnya, darah yang masuk ke pembuluh darah di daerah penis berkurang dan menyebabkan terjadinya penyusutan.

4. Aktivitas bercinta

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Para ahli telah lama menganggap bahwa kadar hormon testosteron yang menurun berefek pada aktivitas seksual yang juga menurun. Namun sebuah studi mungkin justru mengungkapkan sebaliknya.

"Kebanyakan orang menganggap bahwa testosteron yang rendah dapat menyebabkan penurunan aktivitas seksual. Tapi penelitian kami menunjukkan hal sebaliknya. Aktivitas seksual bisa dilakukan untuk meningkatkan kadar hormon tersebut," ungkap Dr David Handelsman dari University of Sydney, Australia.

Para peneliti juga mengukur kadar hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya. Mereka menemukan bahwa penurunan testosteron, meskipun kurang dari 10 persen, dikaitkan dengan penurunan aktivitas seksual dan gairah, namun tidak berhubungan dengan kemampuan ereksi.

5. Sifat agresif

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Dr Carmen Lefevre dari Leeds University mengatakan bahwa bisa jadi ada hubungan antara wajah lebar seseorang dengan sifat agresif yang dimilikinya. Menurutnya, ada keterkaitan antara tulang pipi yang tinggi, kadar testosteron dengan daya tahan mereka ketika dipukul.

Kandungan testosteron yang cukup banyak dalam tubuh ternyata juga berperan dalam membuat wajah seseorang menjadi lebih lebar. Dengan banyaknya testosteron, Dr Lefevre mengatakan bahwa sifat agresif seseorang tentunya akan meningkat.

"Tapi bukan berarti semua orang yang memiliki wajah lebar memiliki sifat agresif. Hanya saja jika dibandingkan dengan orang berwajah kecil, akan terlihat bahwa perilaku mereka memang sedikit lebih agresif," sambungnya lagi.
Halaman 2 dari 6
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari George Washington University ini dilakukan terhadap 200 responden pria berusia 20-77 tahun. Mereka diketahui tengah menjalani perawatan perbaikan kadar hormon testosteron karena rendahnya hormon tersebut di tubuh mereka.

Hasilnya, tim menemukan adanya depresi atau gejala yang mengarah ke depresi pada sekitar 56 persen responden yang menjalani perawatan. Selain itu, seperempat dari responden dalam penelitian ini juga memiliki tingkat obesitas yang tinggi dan aktivitas fisik yang rendah.

Gejala yang paling umum adalah disfungsi ereksi, penurunan libido, ereksi pagi yang lebih jarang, kurang berenergi, dan gangguan tidur.

Selain terkait faktor keturunan, kebotakan juga berkaitan dengan kesehatan tubuh. Sementara para ahli lainnya mengklaim efek ini mungkin disebabkan oleh kelebihan testosteron.

Penyebab utama kebotakan bisa diperoleh dari faktor psikologis terutama jika terjadi sebelum usia 20-an tahun. Peneliti mencurigai kebotakan pada laki-laki erat kaitannya dengan penyakit jantung, hipertensi dan kolesterol tinggi. Studi ini juga menemukan seseorang yang sering mengalami serangan jantung biasanya disertai dengan kebotakan.

Studi lain yang melibatkan 250 pria yang berusia 35 tahun sampai 65 tahun menemukan rata-rata 80 persen mereka pernah mengalami serangan jantung dan kebotakan.

Dr Madeleine Castelanos, MD, penulis buku 'Penis Problems: A Man's Guide' mengatakan dengan bertambahnya usia, maka produksi hormon testosteron akan berkurang. Jika ditambah dengan aliran darah yang semakin berkurang, maka penis bisa menyusut hingga beberapa centimeter (cm).

"Ketika seorang pria berada di usia 60 hingga 70 tahun aliran darah serta produksi testosteran mereka akan berkurang. Penis pun akan menyusut kira-kira 1,5 cm," tutur Dr Castelanos.

Penyebab mengecilnya penis adalah karena berkurangnya elastisitas lapisan kolagen yang mengelilingi serabut bilik ereksi. Akibatnya, darah yang masuk ke pembuluh darah di daerah penis berkurang dan menyebabkan terjadinya penyusutan.

Para ahli telah lama menganggap bahwa kadar hormon testosteron yang menurun berefek pada aktivitas seksual yang juga menurun. Namun sebuah studi mungkin justru mengungkapkan sebaliknya.

"Kebanyakan orang menganggap bahwa testosteron yang rendah dapat menyebabkan penurunan aktivitas seksual. Tapi penelitian kami menunjukkan hal sebaliknya. Aktivitas seksual bisa dilakukan untuk meningkatkan kadar hormon tersebut," ungkap Dr David Handelsman dari University of Sydney, Australia.

Para peneliti juga mengukur kadar hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya. Mereka menemukan bahwa penurunan testosteron, meskipun kurang dari 10 persen, dikaitkan dengan penurunan aktivitas seksual dan gairah, namun tidak berhubungan dengan kemampuan ereksi.

Dr Carmen Lefevre dari Leeds University mengatakan bahwa bisa jadi ada hubungan antara wajah lebar seseorang dengan sifat agresif yang dimilikinya. Menurutnya, ada keterkaitan antara tulang pipi yang tinggi, kadar testosteron dengan daya tahan mereka ketika dipukul.

Kandungan testosteron yang cukup banyak dalam tubuh ternyata juga berperan dalam membuat wajah seseorang menjadi lebih lebar. Dengan banyaknya testosteron, Dr Lefevre mengatakan bahwa sifat agresif seseorang tentunya akan meningkat.

"Tapi bukan berarti semua orang yang memiliki wajah lebar memiliki sifat agresif. Hanya saja jika dibandingkan dengan orang berwajah kecil, akan terlihat bahwa perilaku mereka memang sedikit lebih agresif," sambungnya lagi.

(mrs/up)

Berita Terkait