Ini Kata Peneliti Soal Banyaknya Keluhan Seputar Nyamuk di Jakarta

Serbuan Nyamuk di Jakarta

Ini Kata Peneliti Soal Banyaknya Keluhan Seputar Nyamuk di Jakarta

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Kamis, 23 Jul 2015 09:05 WIB
Ini Kata Peneliti Soal Banyaknya Keluhan Seputar Nyamuk di Jakarta
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Keluhan seputar banyaknya nyamuk yang dialami oleh sebagian besar warga Jakarta dan sekitarnya bisa jadi disebabkan karena hal sederhana. Yakni lupa menguras seluruh tempat penampungan air sebelum mudik ke kampung halaman.

Adalah dr Riris Andono Ahmad, MPH, PhD, peneliti nyamuk dari Pusat Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran, Universitas Gajah Mada, yang mengatakan bahwa ada dua kemungkinan penyebab masyarakat merasakan nyamuk semakin banyak.

Pertama adalah lupa menguras penampungan air bersih sebelum berangkat mudik, sehingga menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Kemungkinan kedua, selama ditinggal mudik nyamuk-nyamuk terutama aedes aegypty yang berjenis kelamin betina terpaksa 'puasa' darah karena populasi manusia berkurang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Begitu pulang mudik, dirasa ada darah, nyamuknya jadi berkumpul," tutur dr Riris saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis Kamis (23/7/2015).

Baca juga: Nyamuk di Jakarta Sedang Ganas-ganasnya, 'Kelaparan' Ditinggal Mudik?

Dikatakan dr Riris bahwa nyamuk Aedes aegypti lebih menyukai tempat-tempat penampungan air bersih. Bak mandi serta bak air atau toren merupakan tempat favorit nyamuk ini untuk bersarang.

Padahal tak hanya bak mandi dan toren air saja yang merupakan tempat penampungan air di rumah. Beberapa tempat seperti bak air di belakang kulkas hingga dispenser seringkali terlupakan untuk dibersihkan.

"Banyak yang sering kelupaan itu ya di belakang kulkas misalnya. Itu kan ada airnya juga. Bahkan pernah ditemukan juga ada jentik nyamuk demam berdarah di dispenser," tutur dokter yang juga tergabung dalam program Eliminate Dengue Project di Yogyakarta ini.

Karena itu ia mengatakan tak ada cara lain bagi masyarakat untuk menghindari gigitan nyamuk selain melakukan pembersihan sarang nyamuk (PSN). Tindakan menguras, mengubur dan menutup tempat-tempat penampungan air yang berpotensi sebagai sarang nyamuk tetap harus dilakukan.

"Selama masih ada rumah, ada tempat air dan ada manusianya, maka nyamuk pasti tetap ada. Tinggal bagaimana kita supaya tidak lupa PSN sehingga terhindar dari gigitan nyamuk," pungkasnya.

Baca juga: 'Nyamuk Raksasa' Numpang Eksis di Posko Mudik Kampung Rambutan

(mrs/up)

Berita Terkait