Itu makanya Dinda, seorang ibu bekerja yang masih memberi ASI, rela harus memompa ASI di dalam kendaraan saat dirinya sedang melakukan perjalanan dinas ke luar kota. Selain itu, jika ASI tidak dikeluarkan, ibu juga bisa merasa sakit.
"Mompanya di mobil, jadi pakai nursing cover dan untungnya para bapak-bapak yang semobil kebetulan sudah berkeluarga jadi pada maklum," kisah Dinda kepada detikHealth dan ditulis pada Jumat (7/8/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Payudaranya udah kayak batu, sakit sekali," kenang Dinda.
Baca juga: Meski Sakit Gara-gara Muncul 'Jerawat' di Puting, Tapi Tetaplah Menyusui
Kisah senada juga dialami Devita, saat dirinya melakukan perjalanan dinas ke luar negeri. Dia pun memilih memerah ASI di pesawat lantaran sudah delapan jam lebih menahan tidak mengeluarkan ASI.
"ASI saya memang sudah tidak sederas dulu, mengingat anak sudah berusia satu tahun. Tapi delapan jam tidak dikeluarkan juga kan bikin sakit. Ya sudah saya pumping saja di pesawat," tutur Devita.
Sayangnya nursing cover yang dibawanya ada di bagasi, sehingga Devita hanya berbekal kerudung yang dipakainya untuk menutupi. Masalah belum usai, rupanya pemompa ASI manual yang dibawanya rusak, sehingga tidak bisa maksimal memompa payudara yang sudah penuh.
"Akhirnya saya perah pakai tangan. Susah? Sudah pasti karena biasanya kalau saya memerah pakai tangan kan 'buka-bukaan', nah ini harus nutupi payudara tapi saya harus lihat juga ASInya agar nggak ke mana-mana. Belum lagi pas mau simpan di botol kaca, tangan kesenggol dan ada yang tumpah," kata Devita.
Lalu bagaimana respons orang-orang sekitar saat menyadari aktivitas Devita? "Suasana pesawat kan sunyi, breast pump saya jadinya terdengar agak 'berisik'. Orang sebelah saya bapak-bapak maklum setelah saya cerita lagi ngumpulin makannya anak. Yang lain menoleh ke saya sambil tanya 'lagi pumping ya' ya sudah begitu saja," kisah Devita.
Baca juga: Berbekal 'Keras Kepala', Ibu Ini Sukses Berikan ASI Eksklusif
(vit/ajg)











































