Mitos-Mitos Penyakit Campak yang Masih Banyak Dipercaya

Campak pada Anak

Mitos-Mitos Penyakit Campak yang Masih Banyak Dipercaya

Firdaus Anwar - detikHealth
Senin, 10 Agu 2015 17:05 WIB
Mitos-Mitos Penyakit Campak yang Masih Banyak Dipercaya
Foto: Thinkstock/Marcel Braendli
Jakarta - Mitos sepertinya ada di hampir semua kondisi medis. Tak terkecuali penyakit campak yang menimbulkan bintik-bintik merah di kulit ini.

Bintik merah (rash) yang ada awalnya hanya sedikit dimulai dari kulit dekat batas rambut dan lama-kelamaan menyebar ke seluruh tubuh. Terkadang pengidap campak ada yang matanya juga jadi merah sehingga muncul anggapan di masyarakat bintik di kulit bisa menyerang mata.

Terkait hal tersebut dr Meta Hanindita, SpA, dari RSUD Dr Soetomo Surabaya mengkonfirmasi itu tak benar. Pengidap campak bisa alami gejala konjungtivitis yang membuat matanya perih, gatal, serta berair sehingga selaput meradang dan hal ini berbeda dari bintik merah yang ada di kulit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Kenali Campak, Penyakit Berciri Khas yang Sering Menyerang Anak

"Mata merah yang terjadi pada anak campak disebabkan karena peradangan pada selaput ikat mata," ujar dr Meta ketika dihubungi detikHealth pada Senin (10/8/2015).

Mitos yang mungkin paling banyak dipercayai di masyarakat terkait campak lainnya adalah pantangan dilarang mandi atau terkena angin. Beberapa mengklaim kalau penyakit bisa sulit sembuhnya karena virus malah jadi meluas akibat tersiram air atau terhembus angin.

Sekali lagi dr Meta mengatakan hal tersebut hanya mitos. Seseorang yang terkena campak dengan bintik merah boleh mandi karena tak ada hubungannya dengan perluasan virus dan bagaimanapun kebersihan diri harus dijaga.

"Tidak (ada hubungannya -red). Boleh mandi kok," pungkas dr Meta.

Baca juga: Kenapa Campak Bisa Menular dengan Cepat? (fds/vit)

Berita Terkait