Prof Agus Purwadianto, pakar saintifikasi jamu sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan temulawak mempunya modal untuk jadi ikon jamu. Selain banyak manfaat, temulawak juga mudah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
Temulawak disebut Prof Agus mempunyai kans tinggi untuk dapat dijadikan ikon jamu nasional. Menurutnya, manfaat temulawak sangat besar, tidak kalah dari tanaman ginseng dari Korea.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Manfaatnya tidak kalah dari ginseng, karena mengandung curcumin dan santorizol itu kan banyak manfaatnya. Ya kalau curcuma memang ditemukan juga di tanaman lain. Tapi minimal kita bisa mengangkat kosakata temulawak itu asli punya Indonesia," tutur Prof AgusĀ kepada wartawan, dan ditulis Jumat (14/8/2015).
Selain banyak manfaat, temulawak juga diketahui merupakan tanaman yang ada di hampir seluruh wilayah Indonesia. Prof Agus mengatakan temulawak bisa tumbuh di mana saja, dengan ketinggian sedang antara 600 -1.200 meter dari permukaan laut.
Ditambah lagi jamu kini tak lagi dipandang sebelah mata di dunia kedokteran. Mekanisme serta proses pembuatan yang sudah tersaintifikasi membuat dokter-dokter mulai menerima jamu sebagai salah satu metode penyembuhan.
"Riset kesehatan dasar tahun 2010 menyebut sekitar 54 persen masyarakat masih mengonsumsi jamu. Dari kelompok masyarakat tersebut, 90 persennya percaya akan khasiatnya. Jadi kita modal dasar budayanya sudah cukup kuat," tambahnya lagi.
Didukung dengan tingginya animo masyarakat yang semakin meningkat soal jamu, Prof Agus yakin bahwa temulawak atau jamu dari Indonesia secara umum bisa mencapai pasar dunia. Syaratnya tentu saja dengan adanya konsistensi dari seluruh elemen untuk terus mengampanyekan soal jamu.
"Kalau ingin go global harus dimulai dengan go nasional. Nah untuk go nasional harus dimulai dengan go profesional," pungkasnya.
Baca juga: Banyak Manfaat, Temulawak Indonesia Diharapkan Jadi Obat Herbal Tingkat Dunia
(mrs/vit)











































