Dikisahkan Nazrul, ketika tahu sang istri hamil, layaknya pasangan muda lain ia dan istri mencari berbagai informasi tentang pengasuhan anak, termasuk pemberian ASI. Bahkan, di rumah Nasrul kerap dibriefing oleh sang istri bagaimana cara memberikan ASI pada anaknya kelak. Dua bulan jelang kelahiran si kecil, Nazrul dan istri pun berbelanja kebutuhan bayi.
"Karena istri saya ingin beri ASI anak kita sampai usia 2 tahun. Saat melahirkan, istri saya IMD dan setengah jam itu Karel berhasil mendaratkan mulutnya ke puting. Tapi saat itu nggak sadar terjadi perdarahan, karena saat itu lahiran di klinik, istri dirujuk ke RS dan ditangani dokter tapi tidak tertolong," kisah Nazrul.
Harus mengurus prosesi pemakaman sang istri, Karel pun harus ditinggal di rumah ibu Nazrul dan sempat diberi susu formula oleh bidan. Namun, Karel menolaknya. Hingga akhirnya ada teman Nazrul yang berinisiatif memberi Karel ASI perahnya.
"Kalau dibilang depresi pasti. Saya depresi kehilangan orang yang saya cintai. Kenapa saya bisa bertahan? Selain Karel, motivasi lain yaitu untuk meneruskan program ASI almarhumah istri saya," lanjut pria yang kini berdomisili di Bogor ini di sela-sela seminar '1001 Cara Taklukkan Tantangan ASI' di RS Meilia Cibubur, Sabtu (29/8/2015).
Pasca meninggalnya sang istri, Nazrul juga sempat cuti dari pekerjaannya selama 3 bulan. Awal mencari donor ASI banyak juga kesulitan yang ditemui. Salah satunya sulit untuk meyakinkan pada orang tua dan keluarga jika Karel harus minum ASI. Hingga Nazrul mengatakan jika keinginan Karel mendapat ASI sampai usia 2 tahun merupakan 'wasiat' ibu Karel, akhirnya pihak keluarga bisa menerima.
Baca juga: Pekerjaan Padat, Ini Trik Rosi Dapat ASI Perah 450 Ml Tiap Hari di Kantor
Masalah lainnya yakni sulit mencari donor ASI dan masalah saudara sepersusuan. Untuk itu, Nazrul tetap mencatat keluarga dari pendonor ASI Karel. Atau jalan tengahnya yakni mencari donor yang bayinya sesama jenis. Sampai saat ini, Karel masih mendapat donor ASI apalagi makin banyak yang tahu latar belakang Karel sehingga lebih mudah mendapatkan pendonor.
"Pas cari donor sempat juga dituduh mafia ASI, karena selama ini kan contact personnya ibu-ibu ya. Dapat donor cukup banyak 1-2 bulan pertama, bulan ke-3 cari donor nggak ada, sampai pasrah aja sudah. Sampai ada ibu yang sms dan dia punya ASI disuruh diambil. Ternyata bayinya ibu itu lahir prematur dan di usia 1 minggu meninggal, jadi ASI-nya itu dikasih Karel," tambah Nazrul.
Saat itu, Nazrul yakin itulah jalan dari Tuhan yang berarti ia harus lanjut mencari donor ASI untuk Karel. Sejak saat itu, pendonor mulai mengalir karena tahu info soal Karel melalui akun facebook Karel yang sengaja dibuat Nazrul. Di bulan ke-5, ada kejadian menarik yang dialami Nazrul saat mengirim ASI perah untuk Karel dari Bogor ke Cilegon.
Karena saat itu musim banjir, Nazrul nekat naik motor ke Cilegon. Di perjalanan, dengan kondisi hujan lebat, Nazrul sempat menabrak motor lain hingga ia jatuh. Beruntung, boks ASI untuk Karel yang dibawa Nazrul tidak pecah dan masih 'aman'. Sekarang, di usia 22,5 bulan, Karel mempunyai lebih dari 5 pendonor yang sebagian besar ibu dengan anak lelaki, paling-paling hanya 3-4 yang memiliki bayi perempuan.
Sampai saat ini, Nazrul masih pulang pergi Bogor-Cilegon di mana Karel masih tinggal bersama neneknya. Menurut Nazrul, ASI bisa menyelamatkan dia dari depresi. Sebab, tekad tetap memberi Karel ASI membuat Nazrul tetap berjuang dan termotivasi. Dengan tetap mendapat ASI, diakui Nazrul karel jarang sakit. Memang, kadang sering dikhawatirkan Karel tertular penyakit dari donor.
"Tapi kan saya yakin semua ibu pasti bakal beri yang terbaik buat anaknya. Dengan perjuangan tetap memberi ASI untuk Karel, saya jadi lebih menghargai perjuangan seorang ibu dan 'memaklumi' yang memberi susu formula karena memang perjuangannya nggak gampang. Selama ini diomongin orang sering tapi memang tiap pilihan ada konsekuensinya kan," papar Nazrul.
Baca juga: Oleh-oleh ASI Perah untuk si Kecil: Hasil Pumping di Mobil dan Pesawat (rdn/mrs)