"Saat pertama masuk kantor, saya menemukan kendala tempat memerah tidak ada dan bingung kapan waktu yang pas untuk memerah karena tuntutan pekerjaan yang tinggi sebagai leader yang memiliki beberapa staf," kata Rosi dalam surat elektroniknya kepada detikHealth dan ditulis pada Jumat (7/8/2015).
Baca juga: Oleh-oleh ASI Perah untuk si Kecil: Hasil Pumping di Mobil dan Pesawat
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian sore hari (memerah ASI lagi), alhasil setiap hari menghasilkan 450 ml," sambung Rosi.
Rosi bersyukur di kantornya terdapat ruangan yang bisa digunakan untuk memerah ASI. Tak cuma itu, dia mendapat dukungan besar dari atasan dan stafnya sehingga dirinya merasa percaya diri untuk memberikan ASI pada anaknya.
"Terkadang saya sharing ke rekan kerja yang baru melahirkan tetap semangat untuk memerah ASI untuk kepentingan anak-anak kita," imbuhnya.
Baca juga: Menyusui Bayi dengan Tali Lidah Pendek, Ria Sempat Dibantu Donor ASI
Untuk diketahui ini merupakan perjuangan memberikan ASI untuk anak kedua. Sementara untuk anak pertama tak bisa dikatakan sukses lantaran dicampur dengan susu formula. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang ASI.
"Walau terkadang banyak halangan dan rintangan namun pasti ada jalan keluar. Apalagi kalau kita sudah niat ingin memberikan ASI eksklusif buat anak kita," ucap Rosi memberikan semangat pada ibu-ibu menyusui lainnya.
(vit/ajg)











































