Ahmad Handoyo Utomo, PhD, Kelapa Laboratorium Kalbe Genomics mengatakan vaksinasi HPV memang diperlukan untuk menurunkan risiko terserang kanker serviks. Namun meski sudah divaksin bukan berarti tindakan preventif melalui skrining atau deteksi dini tidak dilakukan.
"Jangan sampai ada false sense of security. Mentang-mentang sudah divaksin lalu tidak papsmear, karena dianggapnya sudah nggak akan kena kanker serviks. Padahal meski sudah divaksin, risiko kanker serviks tetap ada," tutur Ahmad, dalam temu media tentang Terapi Kanker Immunotherapy di Hotel JS Luwansa, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (2/9/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahmad menjelaskan bahwa vaksin HPV yang beredar saat ini hanya mampu menangkal dua sub-tipe HPV, yakni HPV 16 dan HPV 18. Kedua jenis sub-tipe ini memang merupakan penyebab utama kanker serviks di Indonesia.
Meski begitu secara keseluruhan, HPV mempunyai 15 sub-tipe yang dapat menyebabkan kanker serviks. Sehingga meski sudah divaksin, masih ada 13 jenis sub-tipe lainnya yang belum bisa ditangkap tubuh dan memiliki risiko menyebabkan kanker serviks.
"Karena di vaksin yang sudah beredar sekarang hannya subtipe 16 dan 18 saja yang ampuh. Sementara subtipe lainnya seperti subtipe 52, 33, 35 dan lainnya juga bisa menyebabkan kanker serviks, namun belum ada vaksinnya," tutur pria yang juga berkarya di Stem Cell and Cancer Institute ini.
Ia mengakui bahwa konsep proteksi silang yang ditawarkan oleh vaksin HPV mengatakan dengan menangkal subtipe 16 dan 18, maka subtipe lainnya pun akan melemah. Namun menurutnya hal ini sulit dibuktikan karena berdasarkan penelitian, prevalensi kanker serviks yang berasal dari HPV subtipe selain 16 dan 18 malah meningkat.
Untuk itu ada baiknya masyarakat tetaap melakukan pencegahan. Selain melakukan vaksinasi, skrining seperti papsmear dan menjaga gaya hidup tetap sehat juga harus tetap dilakukan.
"Bukannya nggak usah vaksin, vaksinasi silakan tetap dilakukan. Namun papsmear setahun sekali bagi yang sudah menikah maupun yang sudah aktif berhubungan seksual tetap harus dilakukan," pungkasnya.
Baca juga: Marak Bisnis Prostitusi, Dokter Ingatkan Risiko Kanker Serviks
(mrs/vit)











































