Selain efek secara medis, ternyata kerokan juga memiliki efek secara psikososial. Prof Dr dr Didik Gunawan Tamtomo, PAK, MM, MKes yang diyakini sebagai orang pertama yang meneliti mengenai kerokan mengatakan bahwa kerokan merupakan cara pengobatan yang holistik.
Baca juga: Badan Terasa Nyaman Usai Kerokan? Ini Sebabnya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya kerokan dilakukan oleh orang-orang terdekat, seperti orang tua, istri, atau teman dekat. Hal ini diyakini Prof Didik mampu memberikan efek positif secara psikologis bagi orang yang dikerok dan yang mengerok. Suami dan istri, orang tua dan anak, atau antar teman bisa merasa lebih mesra usai melakukan aktivitas kerokan.
Kerokan sering dilakukan ketika seseorang merasa tidak enak badan, seperti meriang, sakit kepala dan sebagainya. Kerokan biasanya dilakukan pada bagian tubuh tertentu seperti di punggung, leher bagian belakang, tangan, kaki, dada dan lengan.
Umumnya kerokan dilakukan dengan mengandalkan uang koin atau sendok dengan bantuan minyak kayu putih.
Dari penelitian Prof Didik, diketahui kerokan tidak hanya membudaya di Indonesia saja. Kerokan juga ada di Tiongkok yang disebut dengan guasha, di Vietnam disebut dengan goh kyoi, dan di Thailand dikenal dengan cao gio.
Baca juga: Bekam Diklaim Sembuhkan Hipertensi, Dokter: Bisa Saja, Tapi... (vit/up)











































