Jakarta -
Asap kebakaran hutan masih menyelimuti Riau, Jambi dan Sumatera Selatan. Bahaya kesehatan pun mengancam warga yang terdampak, mulai dari risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), sesak napas, hingga risiko kanker paru.
"Kebakaran hutan ini tentu perlu di atasi secara menyeluruh, mulai dari pencegahan, jangan membakar hutan untuk mendapatkan lahan kebun, upaya pemadaman kebakaran hutan, rekayasa lingkungan serta hal mendasar lainnya," tutur Prof dr Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, melalui surat elektronik kepada wartawan, Senin (7/9/2015).
Untuk itu, Prof Tjandra yang juga merupakan dokter spesialis paru dari RS Persahabatan Rawamangun ini mengatakan ada lima hal yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengurangi dampak buruk. Apa saja?
1. Kurangi aktivitas di luar
Foto: chaidir
|
Hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah atau gedung, terutama bagi mereka yang mengidap penyakit jantung dan gangguan pernafasan. Hal ini memang tidak terlalu mudah dilakukan, tapi perlu diupayakan maksimal.
Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah, sekolah, kantor dan ruang tertutup lainnya. Jika memang terpaksa harus pergi ke luar rumah atau gedung maka sebaiknya menggunakan masker.
2. Lakukan PHBS
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
|
Selalu lakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti makan bergizi, jangan merokok, istirahat yang cukup dan lain lain.
Makan makanan bergizi serta istirahat yang cukup dapat menjaga daya tahan tubuh tetap maksimal. Dengan daya tahan tubuh yang maksimal, masyarakat dapat mengurangi risiko penyakit infeksi.
3. Jangan ragu berobat
Foto: Chaidir Anwar Tanjung
|
Paparan asap dapat menyebabkan sesak napas, batuk-batuk hingga nyeri dada. Segeralah berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas, batuk berkepanjangan, nyeri dada atau gangguan kesehatan lain.
4. Waspada penyakit bawaan
Foto: Chaidir Anwar Tanjung
|
Bagi mereka yang telah mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, mintalah nasehat kepada dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko kekambuhan penyakit yang diakibatkan oleh gas dan partikulat debu yang ada di asap.
5. Lindungi makanan dan minuman
Foto: Dok Humas Pemprov Riau
|
Makanan bergizi dan sumber air dapat terkontaminasi oleh asap akibat kebakaran hutan. Untuk mencegah kontaminasi asap dan debu kebakaran hutan pada bahan pangan maka penampungan air minum dan makanan harus terlindung baik.
Buah-buahan dan sayur-sayuran dicuci bersih sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman yang dimasak perlu di masak dengan air matang.
Hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah atau gedung, terutama bagi mereka yang mengidap penyakit jantung dan gangguan pernafasan. Hal ini memang tidak terlalu mudah dilakukan, tapi perlu diupayakan maksimal.
Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah, sekolah, kantor dan ruang tertutup lainnya. Jika memang terpaksa harus pergi ke luar rumah atau gedung maka sebaiknya menggunakan masker.
Selalu lakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti makan bergizi, jangan merokok, istirahat yang cukup dan lain lain.
Makan makanan bergizi serta istirahat yang cukup dapat menjaga daya tahan tubuh tetap maksimal. Dengan daya tahan tubuh yang maksimal, masyarakat dapat mengurangi risiko penyakit infeksi.
Paparan asap dapat menyebabkan sesak napas, batuk-batuk hingga nyeri dada. Segeralah berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas, batuk berkepanjangan, nyeri dada atau gangguan kesehatan lain.
Bagi mereka yang telah mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, mintalah nasehat kepada dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko kekambuhan penyakit yang diakibatkan oleh gas dan partikulat debu yang ada di asap.
Makanan bergizi dan sumber air dapat terkontaminasi oleh asap akibat kebakaran hutan. Untuk mencegah kontaminasi asap dan debu kebakaran hutan pada bahan pangan maka penampungan air minum dan makanan harus terlindung baik.
Buah-buahan dan sayur-sayuran dicuci bersih sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman yang dimasak perlu di masak dengan air matang.
(mrs/up)