Nyatanya, anggapan tersebut terbukti salah. Sebuah penelitian dari Amerika Serikat mengatakan justru orang-orang dari golongan ekonomi lemah yang lebih sering ke rumah sakit, dengan alasan kekambuhan penyakit yang berulang.
"Pasien yang datang ke rumah sakit berkali-kali ternyata berasal dari golongan miskin. Hal ini terjadi karena mereka tidak berusaha menjaga kesehatan akibat kurangnya informasi dan pendidikan," tutur Dr Michael Barnett dari Harvard Medical School, dikutip dari Reuters, Kamis (17/9/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian dilakukan kepada 8.000 kasus kunjungan ke rumah sakit mulai dari tahun 2000 hingga 2010. Para partisipan merupakan peserta jaminan kesehatan Medicare dan sudah berusia di atas 50 tahun.
Penelitian menemukan bahwa jumlah kunjungan rumah sakit lebih banyak pada daerah-daerah dengan kelas ekonomi menengah ke bawah. 19 Persen pasien akan kembali ke rumah sakit minimal 30 hari setelah kunjungan terakhirnya.
"Dari penelitian ini dapat kita lihat bahwa seringkali bukan sistem jaminan kesehatan yang bermasalah. Namun kondisi masyarakat yang membuat mereka jadi lebih sering masuk rumah sakit," ungkap Barnett lagi.
Hal senada juga dikatakan oleh Prof Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE beberapa waktu lalu. Menurut Prof Tjandra penting menanamkan pemikiran bagaimana seseorang menganggap kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Jika seseorang mau mengeluarkan uang untuk mobilnya, misalnya dengan asuransi, menurut Prof Tjandra mengapa mereka enggan mengeluarkan uang untuk menjaga dirinya agar tidak sakit.
"Itu masih sulit. Mengeluarkan uang di sini ya bisa dengan asuransi kesehatan atau dengan mengubah gaya hidup, itu yang penting," ujar pria yang bakal menjabat sebagai Coordinator Communicable Disease & Surveillance for WHO South East Asia Regional (WHO-SEARO) Office di New Delhi, India ini.
Pada prinsipnya, kesehatan berjalan seiring dengan masalah umum lainnya. Jika terjadi perbaikan di bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan, maka status kesehatan pun akan membaik. Sehingga, menurut Prof Tjandra, faktor sosial, ekonomi, dan pendidikan berperan penting untuk menaikkan status kesehatan.
Baca juga: Anak TK dari Keluarga Miskin Lebih Berisiko Terserang Obesitas (mrs/vit)











































